KOMPAS.com - 2 Mei selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Terkait hal itu, salah satu penemuan penting bagi pendidikan adalah tinta.
Dengan tinta, pena hingga printer akhirnya tercipta. Benda-benda itu penting bagi dunia pendidikan saat ini.
Penggunaan tinta menyimpan sejarah yang panjang. Salah satunya melibatkan Indonesia.
Tahukah Anda, tinta pertama diciptakan dan digunakan di Sulawesi?
Baca juga: Pengaruh Jangka Panjang Tinta Tato pada Kesehatan
Ini terbukti dengan lukisan gua tertua di dunia yang ada di El Castillo, Spanyol dan Sulawesi, Indonesia.
Di era ini, tinta yang digunakan adalah oker untuk warna merah dan mangan untuk warna hitam. Tak hanya itu, manusia pada masa itu juga menggunakan getah tumbuhan dan darah hewan.
Sejak saat itu, bahan tinta dan karakteristiknya telah berubah.
Di China
Sejarah lain juga mencatat, China tahu tentang tinta pada abad ke-23 sebelum masehi (SM). Saat itu mereka membuat tinta dari tanaman, hewan, dan mineral.
Kegunaan tinta di China pada masa tersebut adalah untuk melukis di sutra maupun kertas.
Di antara semua bahan, tinta terbaik pada masa tersebut terbuat dari getah pinus yang berasal dari pohon berusia 50 hingga 100 tahun.
Mereka juga membuat tinta dari campuran lem, karbon, jelaga, dan pigmen hitam tulang yang dicampur menggunakan penumpuk.
Bukti tinta paling awal di China adalah tongkat tinta modern yang dibuat sekitar tahun 256 SM.
Di India
Di India, tinta dibuat sejak abad ke-4 SM. Tinta tersebut disebut dengan "masi".
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Kunci dan Evolusinya
Masi terbuat dari tulang yang dibakar, karbon cair, semacam lem hewan. Masi digunakan terutama untuk menggambar.
Namun, seiring berjalannya waktu, tinta di India lebih menggandalkan bijih merkuri dibanding menggunakan karbon.
Tinta berbasis karbon seperti tinta awal di India memang punya data tahan yang hebat. Ini membuat cahaya atau bahan kimia tertenti tidak menyebabkannya pudar.
Sayangnya, tinta jenis ini memerlukan kertas yang bisa menyerap. Karena jika tidak, tinta jenis ini akan mengelupas permukaannya dan menjadi serpihan.
Hal tersebut membuat tulisan atau gambar dari tinta tidak konsisten. Dengan kata lain, jenis ini kurang ideal.
Yunani dan Romawi
Tinta karbon masih digunakan pada masa kerajaan Yunani dan Romawi. Tinta pada masa tersebut dibuat menggunakan jelaga, lem, dan air.
Meski tidak merusak kertas, tinta yang digunakan pada masa Yunani dan Romawi ini tidak tahan lembap dan bisa luntur.
Setelah berabad-abad, atau sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta populer dibuat. Resep ini kemudian disebut "iron gall ink" karena bahan-bahan pembuatannya.
Tinta ini dibuat dari garam besi dan asam tannic.
Saking populernya, tinta ini digunakan dari abad ke-5 hingga abad ke-19.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Memory Foam, dari NASA ke Kasur Kita
Di Eropa
Tinta di Eropa datang cukup terlambat. Orang Eropa mulai mengenal tinta antara tahun 1436 hingga 1450 yang dibuat oleh Johannes Gutenberg, seorang pandai emas.
Gutenberg membuat tinta dengan mencampur pernis atau minyak biji rami direbus dengan jelaga. Selama 300 tahun, tinta ini terus digunakan dengan sedikit modifikasi dalam komposisinya.
Pada 1772, paten pertama dikeluarkan di Inggris untuk tinta berwarna. Inilah mulanya tinta warna digunakan di dunia.
Setelah mengalami perjalanan panjang, barula pada awal abad ke-20, pembuatan tinta menjadi proses industri kimia yang rumit.
Pada masa ini, pembuatan tinta modern mulai memperhitungkan permukaan yang akan dicetak, proses pencetakkan, dan berbagai persyaratan khusus lainnya seperti warna, kapasitas, transparansi, kecemerlangan, dan lain sebagainya.
Pada 2011, konsumsi tinta cetak di dunia menghasilkan pendapatan lebih dari 20 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.