Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Tinta, Pertama Kali Dibuat di Indonesia

Kompas.com - 03/05/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Masi terbuat dari tulang yang dibakar, karbon cair, semacam lem hewan. Masi digunakan terutama untuk menggambar.

Namun, seiring berjalannya waktu, tinta di India lebih menggandalkan bijih merkuri dibanding menggunakan karbon.

Tinta berbasis karbon seperti tinta awal di India memang punya data tahan yang hebat. Ini membuat cahaya atau bahan kimia tertenti tidak menyebabkannya pudar.

Sayangnya, tinta jenis ini memerlukan kertas yang bisa menyerap. Karena jika tidak, tinta jenis ini akan mengelupas permukaannya dan menjadi serpihan.

Hal tersebut membuat tulisan atau gambar dari tinta tidak konsisten. Dengan kata lain, jenis ini kurang ideal.

Yunani dan Romawi

Tinta karbon masih digunakan pada masa kerajaan Yunani dan Romawi. Tinta pada masa tersebut dibuat menggunakan jelaga, lem, dan air.

Meski tidak merusak kertas, tinta yang digunakan pada masa Yunani dan Romawi ini tidak tahan lembap dan bisa luntur.

Setelah berabad-abad, atau sekitar 1.600 tahun lalu, resep tinta populer dibuat. Resep ini kemudian disebut "iron gall ink" karena bahan-bahan pembuatannya.

Tinta ini dibuat dari garam besi dan asam tannic.

Saking populernya, tinta ini digunakan dari abad ke-5 hingga abad ke-19.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Memory Foam, dari NASA ke Kasur Kita

Di Eropa

Tinta di Eropa datang cukup terlambat. Orang Eropa mulai mengenal tinta antara tahun 1436 hingga 1450 yang dibuat oleh Johannes Gutenberg, seorang pandai emas.

Gutenberg membuat tinta dengan mencampur pernis atau minyak biji rami direbus dengan jelaga. Selama 300 tahun, tinta ini terus digunakan dengan sedikit modifikasi dalam komposisinya.

Pada 1772, paten pertama dikeluarkan di Inggris untuk tinta berwarna. Inilah mulanya tinta warna digunakan di dunia.

Setelah mengalami perjalanan panjang, barula pada awal abad ke-20, pembuatan tinta menjadi proses industri kimia yang rumit.

Pada masa ini, pembuatan tinta modern mulai memperhitungkan permukaan yang akan dicetak, proses pencetakkan, dan berbagai persyaratan khusus lainnya seperti warna, kapasitas, transparansi, kecemerlangan, dan lain sebagainya.

Pada 2011, konsumsi tinta cetak di dunia menghasilkan pendapatan lebih dari 20 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com