KOMPAS.com - Misteri patung kayu kuno dengan tujuh wajah manusia perlahan terkuak. Analisis terbaru mengungkapkan bahwa patung ini berusia 11.000 tahun atau dua kali lipat usia Piramida Agung Giza di Mesir.
Patung kayu dengan panjang 5 meter ini ditemukan terpendam sedalam 4 meter di dearah rawa gambut di Yekaterinburg, Rusia tahun 1894.
Secara total, para peneliti menemukan tujuh ukiran mirip wajah manusia pada patung yang berasal dari kayu pinus yang berdaun runcing atau larch, beberapa disembunyikan di dalam ukiran.
Dikutip dari Iflscience, Kamis (26/4/2018), potongan-potongan artefak patung kayu itu berhasil disatukan kembali pada tahun 1914, meskipun tidak semua potongan artefaknya dalam kondisi utuh.
Untuk memastikan ulang usia patung kayu tersebut, para peneliti mengambil sampel dari inti kayu yang paling dalam.
Baca Juga: Patung Berumur 4.300 Tahun Menyingkap Misteri tentang Firaun Mesir
Lalu, peneliti melakukan penaksiran radiokarbon dengan teknik Accelerator Mass Spectrometry (AMS). Teknik ini menganalisis atom karbon yang luruh usai proses ledakan ion bermuatan.
Selain itu, peneliti juga membandingkannya dengan penemuan lainnya di lokasi sekitar, yaitu ukiran tanduk yang sudah dipastikan berasal dari zaman awal Holosen.
Seperti diketahui, pada zaman tersebut wilayah Eurasia sedang memanas dan zaman es mulai menyusut. Perubahan alam tersebut ternyata juga berpengaruh terhadap seni.
Dikutip dari Sciencealert, Jumat (27/4/2018), artefek dengan desain mirip patung kayu asal Yekaterinburg juga telah ditemukan di Turki, dan berasal dari periode yang sama.
"Seni figuratif pada hewan zaman Paleolitik dan secara natural dicat di tembok gua dan diukir di batu, semuanya berhenti pada akhir zaman es," kata arkeolog Peter Vang Petersen dari National Museum of Denmark kepada Science, yang tidak terlibat dalam penelitian.
"Sejak saat itu, Anda memiliki pola yang sangat rumit dan sulit ditafsirkan. Mereka masih pemburu, tetapi mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia," tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Thomas Berger, salah satu peneliti dan seorang arekolog dari Universitas Göttingen, Jerman, yang berkata bahwa patung Yekaterina digunakan untuk ritual.
"Kami menyimpulkan, para pemburu memiliki ritual dan ekspresi gagasan yang rumit dan ritual tidak dimulai oleh petani, tetapi dengan pemburu dan pengumpul," katanya.
Selain ritual, patung itu mungkin juga digunakan untuk memperingatkan orang-orang untuk menjauhi tempat angker. Para peneliti meyakini bahwa patung ini merupakan gambaran manusia pertama mengenai roh jahat.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Patung Langka Berusia 800 Tahun di Angkor Wat