Hendradewi juga menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir terjadi penumpukan kotoran di telinga dalam rentang waktu kontrol ke THT.
Pasalnya, kotoran telinga adalah semacam keringat yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea di kuping.
“Sehingga kotoran telinga bisa menguap dan hilang dengan sendirinya bila kena panas matahari,” ujarnya.
Selain mengancam gendang telinga, keseringan korek kuping justru malah menghilangkan manfaat kotoran telinga itu sendiri. Kotoran telinga memang punya fungsi khusus, yaitu sebagai pelumas dan proteksi telinga bagian dalam.
“Fungsinya untuk menahan debu atau apapun yang masuk lewat lubang telinga. Supaya tidak langsung ke dalam gendang telinga,” jelasnya.
Lantas, bagi beberapa orang kotoran telinga memang akan hilang dengan sendirinya saat mandi ataupun kena paparan sinar matahari.
Namun bagi orang tertentu dengan produksi kotoran berlebih, itu dirasa cukup mengganggu. Seperti membuat pusing dan pendengaran mulai terganggu karena lubang telinga tertutup kotoran.
“Biasanya penumpukan kotoran baru terjadi setelah lebih dari enam bulan. Itulah kenapa harus rutin kontrol tiap empat atau enam bulan sekali,” ujarnya.
Kemudian dia berpesan supaya masyarakat tidak melupakan daun telinga bagian luar. Tetap dibersihkan dengan cara dibilas dan digosok saat mandi.
Baca juga: Alasan Inggris Raya Akan Larang Sedotan Plastik dan Korek Kuping
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.