Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom: Bau Planet Uranus Seperti Telur Busuk

Kompas.com - 24/04/2018, 19:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan bagaimana bau di planet selain bumi? Mungkin ada bau belerang atau berbau wangi.

Kini, para astronom telah menemukan bau dari planet Uranus. Sayangnya, bukan bau yang menyenangkan.

Uranus disebut punya bau seperti telur busuk atau perut kembung. Ini karena komposisi awan di planet tersebut salah satunya adalah hidrogen sulfida.

Gas ini ditemukan setelah melalui pengamatan beberapa dekade. Sebelumnya, sudah diketahui bahwa di atmosfer Uranus ada gas metana.

Baca juga: NASA Balas Surat Anak 6 Tahun yang Ingin Pluto Jadi Planet Lagi

Gas metana ini yang membuat planet tersebut berwarna biru. Tapi, metana tidak berbau.

Selanjutnya, melalui pengamatan yang dilakukan oleh probe Voyager 2 yang terbang melintasinya, ditemukan adanya hidrogen dan helium di planet itu.

Meski beberapa senyawa diketahui keberadaannya, tapi senyawa lain seperti air, amonia, dan hidrogen sulfida lebih sulit ditentukan. Ini karena planet tersebut jauh dari bumi.

Bahkan, pengamatan melalui teleskop pun sulit. Alasannya adalah planet ini cukup reduh hingga sulit diamati.

Namun, para peneliti tak menyerah begitu saja. Tim astronom internasional menemukan cara baru pengunaan teleskop Gemini untuk mengintip ke Uranus.

Dipimpin oleh Patrick Irwin, seorang fisikawan planet dari University of Oxford Inggris, tim peneliti juga menggunakan 8-metre telescope's Near-Infrared Integral Field Spectrometer (NIFS). Teleskop ini digunakan untuk melakukan analisis spektroskopi paling terperinci dari awan.

Awan biasanya dibentuk dari kumpulan gas. Gas pembentuk awan ini tersembunyi di wilayah yang bisa kita lihat, hanya sejumlah kecil yang terlihat di atas awan.

Maka, untuk mengetahui komposisi awan di Uranus, para peneliti merefleksikan sinar matahari dari wilayah yang tepat atau lapisan awan terlihat.

Hasilnya, para peneliti menemukan adanya hidrogen sulfida. Meski samar, tapi mereka memastikan gas tersebut ada.

Baca juga: Teori Baru, Mars Tidak Selalu Planet Tetangga Kita

"Sementara garis-garus yang kami coba deteksi hampir tidak ada di sana, kami bisa mendeteksi mereka dengan jelas berkat kepekaan NIFS pada Gemini, dikombinasikan dengan kondisi cuaca di Mauna Kea, Hawaii (tempat teleskop berada)," ujar Irwin dikutip dari Science Alert, Senin (23/04/2018).

"Meskipun kami tahu garis-garis ini akan berada di tepi deteksi, saya memutuskan untuk mencari tahu mereka dalam data Gemini yang kami dapatkan," imbuhnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau