Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sampah Plastik Ancam Indonesia, Seberapa Parahkah Kondisinya?

Kompas.com - 23/04/2018, 19:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Perilaku membuang sampah pada tempatnya, mengenalkan daur ulang sejak dini hingga kebijakan yang ramah lingkungan harus segera dilakukan. Ancaman krisis sampah plastik di Indonesia sudah di depan mata dan bahkan menjadi perhatian dunia.

David Shukman, editor sains di BBC News, menggambarkan permasalahan sampah plastik di Indonesia sudah sangat akut, dan harus meminta bantuan militer untuk turun tangan.

Dilansir dari BBC News, Kamis (19/4/2018), Shukman melaporkan keterlibatan TNI dalam masalah sampah di kota terbesar ketiga di Indonesia, Bandung.

Dia pun menekankan bahwa krisis sampah plastik tidak hanya terjadi di Kota Bandung saja, tetapi juga terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia dan negara berkembang lainnya.

Lonjakan jumlah penduduk dan semakin banyaknya penggunaan kantong plastik menjadi pemicu meledaknya jumlah sampah plastik. Kondisi itu juga diperparah dengan budaya membuang sampah di sungai atau selokan.

Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda

"Berperang" melawan sampah

Di Bandung, puluhan anggota Komando Rayon Militer turun ke sungai untuk memunguti sampah kantong plastik, kotak makan dari stereofoam, dan botol plastik.

Namun apa yang terjadi? Sampah plastik terus berdatangan setiap waktu dari daerah hulu dan menumpuk layaknya gunung es di sungai. Hal ini sangat menyulitkan petugas. 

Salah satu komandan pasukan, Sersan Sugito, mengatakan, penugasan membersihkan sampah itu "tak semudah membalikan tangan".

"Musuh saya sekarang bukan musuh dalam peperangan, yang saya lawan sekarang ini adalah sampah, musuh besar kita semua," katanya.

Sugito mengatakan, cara berpikir bahwa plastik bisa didaur ulang dan menjadi sumber pendapatan, sebenarnya menjadi kunci untuk memecahkan masalah sampah plastik ini.

"Misalnya, plastik karton dan botol minuman setelah dipisahkan dengan sampah lainnya dapat dijual," kata Sugito.

Sementara itu, menurut Anang Sudarna, Kepala Badan Perlindungan Lingkungan Hidup di Jawa Barat, inti masalahnya adalah harus melibatkan kekuasaan politik tingkat tinggi untuk membersihkan sampah.

Sudarna pun mencoba menyampaikan permasalahan tersebut kepada Presiden Indonesia dan memohon bantuan TNI. Menurut Sudarna, langkah itu telah membuat beberapa perbedaan.

"Hasilnya sedikit membaik ... tapi saya marah, saya sedih, saya mencoba memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan ini... yang paling sulit adalah sikap rakyat dan kemauan politik," kata Sudarna, dikutip dari BBC News, Kamis (19/4/2018). 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau