Maka, ketika membunuh monyet dewasa, simpanse mungkin merasa lebih efisien untuk memulai dengan organ-organ yang kaya nutrisi lainnya seperti hati. Ini juga yang mungkin menjadi sebab simpanse di Gombe kadang menargetkan monyet dewasa sebagai buruan.
"Ini mungkin salah satu penelitian kuantitatif pertama tentang bagaimana tepatnya bagian mangsa yang dimakan oleh simpanse," ungkap Jill Pruetz, antropolog biologi yang mengkhususkan diri dalam bidang primata di Texas State University.
Budaya
Pruetz menyebut perilaku ini tidak hanya terjadi di Tanzania saja. Di tempat penelitiannya di Senegal, dia mengamati simpanse Savanna yang makan bagian kepala primata galago terlebih dahulu.
Temuan Pruetz ini menguatkan hipotesis bahwa simpanse mencari nutrisi dari mangsanya.
Meski begitu, hal ini memicu perdebatan mengapa kera omnivora (pemakan segala) melakukan perburuan padahal daging bukan makanan pokok mereka.
Pruetz menyebut bahwa semua ini tidak dapat serta merta dijelaskan karena semua perbedaan terjadi di berbagai lokasi penelitian. Misalnya saja, ada beberapa simpanse yang juga memakan telur sedangkan yang lain tidak.
Ini diduga karena peran tradisi dan budaya yang dipelajari di antara populasi simpanse tersebut.
Evolusi Kera
Apapun alasannya dari pilih-pilih makanan simpanse, tapi penelitian ini bisa memberitahu tentang evolusi manusia karena kita mungkin berbagai moyang yang sama.
Baca juga: Jangan Sekali-sekali Meremehkan Simpanse, Ini Sebabnya...
Menurut Gilby, penelitiannya mungkin bisa memperlihatkan hominid (kera besar) awal yang mulai makan daging. Penelitiannya menunjukkan kebutuhan akan lemak mungkin telah menjadi motivasi hal tersebut.
"Salah satu cara terbaik yang kita miliki untuk memahami hominid awal adalah menggunakan simpanse sebagai model," kata Pruetz.
"Mendapatkan gambaran jelas tentang perburuan simpanse bisa memungkinkan kita membuat prediksi atau hipotesus tentang bagaimana hominid awal mungkin berperilaku," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.