Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Nyata dari Tanzania, Simpanse Suka Makan Otak Bayi Monyet

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa tak hanya manusia yang menjadi pemakan daging. Hewan lain juga melakukan kebiasaan yang sama.

Meski banyak hewan yang memakan daging, hanya kera yang punya kebiasaan mirip manusia dengan menyukai bagian tertentu pada daging.

Hal ini terkonfirmasi dalam sebuah penelitian terbaru. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan sekelompok simpanse di Taman Nasional Gombe, Tanzania yang punya kebiasaan mirip manusia tersebut.

Sejak dipelajari pada 1960 oleh Jane Goodall, kelompok simpanse Kasekala tersebut memang telah teramati senang berburu monyet colobus merah.

Tertarik dengan hal tersebut, Ian Gilby, seorang antropolog di Arizona State University memimpin penelitian proses perburuan ini. Gilby dan timnya kemudian memfilmkan anggota komunitas simpanse tersebut untuk mempelajari cara mereka berbagi daging.

Setelah meninjau kembali hasil rekaman yang mereka dapat, Gilby mendapati pola makan dari simpanse-simpanse tersebut. Dalam rekaman tersebut, terlihat para simpanse memakan bagian kepala lebih dulu dari mangsanya yang belum dewasa (monyet anak-anak , remaja, atau muda).

Sedangkan jika mangsanya adalah monyet dewasa, pola ini tidak terjadi.

Hal ini menyisakan pertanyaan yang mungkin relevan dengan bagaimana manusia berevolusi: Mengapa kera lebih suka makan bagian daging tertentu?

Nutrisi

Gilby memperkirakan hal ini berkaitan dengan nutrisi dari bagian tersebut.

"Kita cenderung hanya menyebut daging sebagai daging, tapi kita tahu bahwa komposisi gizi (masing-masing bagian daging) bervariasi," ungkap Gilby dikutip dari National Geographic, Rabu (11/04/2018).

"Seluruh bagian daging hewan itu berharga, tetapi otak sangat berharga," tambahnya.

Otak diketahui tinggi lemak dan merupakan sumber asam lemak rantai panjang yang membentu perkembangan saraf.

Pada laporannya dalam International Journal of Primatology, Gilby menyebut bahwa simpanse mungkin bisa memecahkan tengkorak monyet muda dengan gigitan. Hal ini berkebalikan dengan tengkorak monyet dewasa yang lebih sulit diakses.

Terlebih lagi, meluangkan waktu lebih lama untuk monyet dewasa juga bisa membuatnya kehilangan buruannya tersebut.

Maka, ketika membunuh monyet dewasa, simpanse mungkin merasa lebih efisien untuk memulai dengan organ-organ yang kaya nutrisi lainnya seperti hati. Ini juga yang mungkin menjadi sebab simpanse di Gombe kadang menargetkan monyet dewasa sebagai buruan.

"Ini mungkin salah satu penelitian kuantitatif pertama tentang bagaimana tepatnya bagian mangsa yang dimakan oleh simpanse," ungkap Jill Pruetz, antropolog biologi yang mengkhususkan diri dalam bidang primata di Texas State University.

Budaya

Pruetz menyebut perilaku ini tidak hanya terjadi di Tanzania saja. Di tempat penelitiannya di Senegal, dia mengamati simpanse Savanna yang makan bagian kepala primata galago terlebih dahulu.

Temuan Pruetz ini menguatkan hipotesis bahwa simpanse mencari nutrisi dari mangsanya.

Meski begitu, hal ini memicu perdebatan mengapa kera omnivora (pemakan segala) melakukan perburuan padahal daging bukan makanan pokok mereka.

Pruetz menyebut bahwa semua ini tidak dapat serta merta dijelaskan karena semua perbedaan terjadi di berbagai lokasi penelitian. Misalnya saja, ada beberapa simpanse yang juga memakan telur sedangkan yang lain tidak.

Ini diduga karena peran tradisi dan budaya yang dipelajari di antara populasi simpanse tersebut.

Evolusi Kera

Apapun alasannya dari pilih-pilih makanan simpanse, tapi penelitian ini bisa memberitahu tentang evolusi manusia karena kita mungkin berbagai moyang yang sama.

Menurut Gilby, penelitiannya mungkin bisa memperlihatkan hominid (kera besar) awal yang mulai makan daging. Penelitiannya menunjukkan kebutuhan akan lemak mungkin telah menjadi motivasi hal tersebut.

"Salah satu cara terbaik yang kita miliki untuk memahami hominid awal adalah menggunakan simpanse sebagai model," kata Pruetz.

"Mendapatkan gambaran jelas tentang perburuan simpanse bisa memungkinkan kita membuat prediksi atau hipotesus tentang bagaimana hominid awal mungkin berperilaku," tutupnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/04/12/173500323/kisah-nyata-dari-tanzania-simpanse-suka-makan-otak-bayi-monyet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke