Untuk alasan tertentu, kentut bisa menyelamatkan hidup hewan
Ikan herring yang sering dijadikan acar memanfaatkan kentut untuk berkomunikasi dengan kawanannya agar selalu dekat dalam segala kondisi.
Sementara itu, dugong atau lembu laut akan menahan kentut agar bisa mengapung di air. Mereka hanya akan kentut ketika ingin menyelam ke air.
Caruso mengatakan, akan sangat mudah melihat dugong yang sedang sembelit karena saat mereka mengapung dengan posisi ekor keluar dari air, maka mereka sedang kesulitan mengeluarkan kentut mereka.
Lalu ada sejenis serangga yang mirip persilangan antara capung dan ngengat yaitu Berothidae. Saat hewan ini dalam tahap menjadi larva, kentutnya yang beracun akan membunuh rayap yang mendekat untuk dijadikan mangsa.
Sementara itu, ada ikan air tawar Cyprinodontidae yang hidup matinya bergantung pada kentut. Ikan kecil yang banyak ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan ini memakan ganggang di sungai.
Baca juga : Lewat Kotoran Kelelawar, Para Peneliti Pelajari Perubahan Iklim
Ganggang akan menghasilkan gas dan membuat usus ikan mengembang. Akibatnya, tubuh ikan akan naik ke permukaan dan mengapung. Posisi ini membuat ikan sangat rentan dimangsa predator. Oleh karena itu, mereka harus segera kentut apabila ingin nyawanya selamat.
"Saya pikir itu lucu. Bayangkan mereka melompat-lompat di permukaan, berusaha mati-matian untuk kentut. Bagi saya, itu adalah versi neraka yang sangat menyiksa," kata Rabbioti.
Apakah dinosaurus kentut?
Semua orang tahu bahwa dinosaurus pernah menjadi penguasa di bumi ini pada masa lalu, tetapi apakah mereka bisa kentut? Peneliti tidak yakin 100 persen, namun berikut penjelasan mereka.
Ambillah burung zaman sekarang sebagai contoh. Burung yang diyakini adalah hasil evolusi dinosaurus, secara umum tidak mengeluarkan kentut karena kekurangan bakteri di perut untuk membentuk gas.
Namun, patut diingat bahwa dinosaurus sangat beragam. Ada pemakan daging seperti Tyrannosaurus yang menakutkan, dan ada raksasa seperti Sauropoda yang hanya memakan tumbuhan.
“Hewan-hewan itu mungkin dulu kentut, tapi sekarang tidak mungkin lagi,” kata Rabiotti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.