Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Fungsi Hidung Besar Manusia Purba Neanderthal

Kompas.com - 05/04/2018, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Hidung besar adalah salah satu ciri khas yang dimiliki anggota awal genus Homo dari Eropa dan Asia, Neanderthal.

Para ahli sebelumnya meyakini bahwa hidung Neanderthal yang besar dan alis menonjol adalah efek samping dari pola makan dan kebiasaannya membawa barang menggunakan gigi.

Untuk menguji kebenaran tersebut, para ahli melakukan pemindaian tengkorak digital antara manusia dan Neanderthal. Fokus mereka adalah mengamati perbedaan pada hidung dan gigi.

Hasil yang telah dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, Rabu (4/4/2018), mengungkap bahwa hidung besar Neanderthal sebenarnya berfungsi untuk menghirup udara lebih banyak.

Baca juga : Teori Baru, Neanderthal Punah karena Tidak Bisa Menggambar

Para ahli yang terlibat dalam penelitian ini yakin bahwa, menghirup udara lebih banyak dapat membantu Neanderthal menghadapi cuaca dingin.

"Kebutuhan kalori Neanderthal sangat besar dibanding kita. Mereka hidup nomaden dengan pakaian yang kurang efisien. Oleh karena itu mereka harus membakar lebih banyak lemak agar tetap hangat," kata penulis penelitian Chris Stringer, seorang paleoantropolog dari Natural History Museum di London kepada The Guardian, Rabu (4/4/2018).

Diwartakan Newsweek, Rabu (4/4/2018), para ahli menemukan bahwa Neanderthal mampu menghirup udara lebih banyak dan lebih cepat.

Stringer menjelaskan, menghirup udara lebih cepat sama seperti saat kita terengah-engah. Namun, mereka tidak mengambil udara dari mulut, tetapi tetap menggunakan hidung.

Dengan cara ini, mereka dapat membersihkan udara dan membuat hidung hangat.

Baca juga : Kok Bisa Neanderthal Punya Otak Lebih Besar dari Kita?

Sementara itu, tim tidak menemukan bukti bahwa Neanderthal dapat menggigit sesuatu lebih baik dibanding kita.

"Simulasi kami mengungkap bahwa manusia modern dapat menggigit sesuatu yang keras dengan menggunakan otot rahang yang lebih lemah dari Neanderthal. Ini membuktikan manusia modern adalah penggigit yang efektif," imbuh Stephen Wore, seorang paleontolog dari Universitas New England, Australia, yang terlibat dalam penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau