Keluarga bahkan menganggap diagnosis psikiater adalah sesuatu yang berlebihan. Keluarga mengira bipolar adalah dampak kurangnya keyakinan Vindy terhadap Tuhan.
Tak hanya keluarga, teman-teman sekitarnya pun meremehkan apa yang dia alami. Lingkungan menilai Vindy lemah dengan masalah yang menghadangnya .
Ia terus dihantui komentar bahwa masalahnya sepele dan masih banyak masalah orang lain yang lebih berat darinya.
Suati kali, Vindy ingin masuk ke sebuah kelas kuliah setelah lama ijin. Ia melihat sepasang mata tertuju padanya.
Pandangan itu, kata Vindy merupakan bentuk bahwa ia dianggap aneh lantaran kondisinya dengan bipolar. Rupanya teman-temannya menjadi tahu karena surat sakit yang ia sampaikan untuk ijin bolos kuliah bocor dan tersebar.
“Mereka selalu bilang aku harus lebih sabar dan semangat lagi. Memperbanyak salat. Mereka sebagai mahasiswa kedokteran seharusnya kan paham bipolar ini,” keluh Vindy.
Beruntungnya Vindy memiliki teman dekat yang mengerti kondisinya. Di tengah fase depresi parah, Vindy punya telinga teman untuk mendengar keluhannya.
Ini semua agar Vindy tidak sampai menghabiskan uang dan energi. Pasalnya, Vindy pernah menghamburkan jutaan rupiah dalam waktu sehari hanya untuk belanja, karaoke, dan mentraktir kawan-kawannya ketika tengah hipomania atau depresi.
Seiring waktu, penerimaan dari keluarga pun semakin membaik. Sang adik, yang lulusan jurusan psikologi di bangku kuliah, tidak malu memiliki kakak sepertinya.
Baca juga : Autis, Bipolar, dan Skizofrenia Ternyata Punya Kemiripan Gen
Kata Vindy, sang adik selalu berhasil meredam emosi Vindy dengan cara mengajaknya mencicipi kuliner, membangkitkan semangat Vindy, dan menumbuhkan kepercayaan diri Vindy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.