Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2018, 11:10 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika seseorang tertimpa masalah lantas menceritakan itu ke kawan yang lain, acapkali respons yang diperoleh justru semakin menghakimi orang tersebut.

Begitulah yang dialami para pengidap gangguan bipolar. Pengakuan ini datang dari Vindy Ariella (27 tahun), perempuan yang kini menekuni dunia seni sebagai jalan hidupnya.

Vindy diketahui memiliki gangguan bipolar sejak tahun 2009. Ia mengetahuinya setelah sekian lama mengalami depresi akut, mendatangi psikiater, hingga mencari referensi sendiri.

Awalnya, dia diberi sejumlah obat yang harus diminum selama 6 bulan. Di tengah periode itu, dia berhenti minum. Dia pikir dia sudah sembuh karena depresi sudah berhenti.

“Sisi lain dari depresi malah muncul setelah itu. Itu fase hipomanik yang timbul. Aku menjadi irritable, sensian, dan impulsif,” ungkap Vindy pada Sabtu (24/3/2018) ditemui di sebual mall di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.

Akhirnya dia mendatangi psikiater yang berbeda. Lagi-lagi dia belum diberitahu kondisi yang sesungguhnya.

Obat-obatan untuk menstabilkan mood diberikan kepadanya. Vindy masih terus bertanya apa yang terjadi pada dirinya.

Penerimaan

Berlatar pendidikan kedokteran, ia pun menemukan bahwa yang dialaminya sebenarnya ialah gangguan bipolar. Psikiater pun berterus-terang padanya.

Baca juga : Sepotong Kisah Pelukis Van Gogh sebagai Seorang Bipolar

“Keluarga awalnya belum menerima. Mana ada orang tua yang mau anaknya seperti ini,” kata Vindy.

Keluarga bahkan menganggap diagnosis psikiater adalah sesuatu yang berlebihan. Keluarga mengira bipolar adalah dampak kurangnya keyakinan Vindy terhadap Tuhan.

Tak hanya keluarga, teman-teman sekitarnya pun meremehkan apa yang dia alami. Lingkungan menilai Vindy lemah dengan masalah yang menghadangnya .

Ia terus dihantui komentar bahwa masalahnya sepele dan masih banyak masalah orang lain yang lebih berat darinya.

Suati kali, Vindy ingin masuk ke sebuah kelas kuliah setelah lama ijin. Ia melihat sepasang mata tertuju padanya.

Pandangan itu, kata Vindy merupakan bentuk bahwa ia dianggap aneh lantaran kondisinya dengan bipolar. Rupanya teman-temannya menjadi tahu karena surat sakit yang ia sampaikan untuk ijin bolos kuliah bocor dan tersebar.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau