Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Respons Otak Saat Kita Gunakan "Smartphone"?

Kompas.com - 13/03/2018, 11:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Meski kadang-kadang beralih dari satu pekerjaan ke satu pekerjaan lain hanya membutuhkan waktu persepuluh detik, namun ada hal-hal yang akan menjadi korban. Salah satunya adalah cara seperti ini lebih rawan kesalahan.

Artinya, salah satu tugas mungkin tidak terselesaikan dengan baik. Dalam contoh di atas mungkin Anda kehilangan konsentrasi saat menyetir sambil menelpon.

David Meyer, seorang psikolog, mempelajari efek ini dan memperkirakan bahwa pergantian antar-tugas menghabiskan sebanyak 40 persen waktu otak kita yang tidak produktif.

Baca juga: Ramalan Graham Bell Terbukti, Ramalan Kepunahan Smartphone Muncul

Menurut Lustig, setiap kali beralih pekerjaan, kita meningkatkan dosis hormon stres kortisol dalam tubuh.

Selain itu, hal ini juga membuat kita berpikir keras. Itu membuat korteks prefrontal kita "tidur" dan menghilangkan hormon dopamin dalam otak.

Stres yang terjadi saat kita melakukan banyak hal sekaligus mungkin tidak membuat kita sakit. Tapi, hal ini menyebabkan kita menginginkan lebih banyak "beristirahat" dan menghentikan dopamin dalam otak, yang melanggengkan siklusnya.

Bikin Otak Malas

Tahukah Anda, otak manusia hanya bisa memproses informasi sekitar 60 bit per detik? Artinya, semakin banyak tugas yang harus dilakukan, makin kita harus memilih bagaimana ingin menggunakan kekuatan otak.

Inilah yang membuat kita selalu ingin melimpahkan beberapa beban pekerjaan pada gadget atau asisten digital.

Sayangnya, hal tersebut terbukti membuat otak kita malas. Hal ini ditemukan oleh para peneliti dari University of Waterloo.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Computers in Human Behavior ini menemukan bahwa pengguna smartphone merupakan pemikir intuitif atau cenderung mengandalkan perasaan dan naluri saat membuat keputusan. Artinya, mereka lebih sering mengandalkan mesin pencari di perangkat mereka daripada menggunakan otak mereka sendiri.

"Mereka mungkin mencari informasi yang sebenarnya telah diketahui atau dapat dipelajari dengan mudah, namun mereka tidak mau benar-benar berusaha memikirkannya," ungkap Gordon Pennycook, penulis utama penelitian tersebut dikutip dari Science Newsline, Kamis (05/03/2015).

Membebani Otak

Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal Digital Medicine menemukan hubungan yang tak biasa dari kegiatan yang melibatkan smartphone yang berpotensi mengganggu kerja otak.

Baca juga: Manusia Jadi Lemot kalau Berada di Dekat Smartphone, Ini Buktinya

Para peneliti menemukan bahwa semakin sering orang mengunakan smartphone dan media sosial, membuat otak mereka makin "berisik". Kombinasi "bersosialisasi" dan penggunaan smartphone memberi banyak beban pada otak kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com