Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2018, 21:24 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Makanan pedas seolah tak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Sambal adalah salah satu contoh makanan yang hampir wajib ada di meja makan.

Bahkan, makanan dengan pedas berlevel pun kini menjadi tren. Berbagai rumah makan di Indonesia pun sering menyediakan berbagai jenis sambal untuk memenuhi selera pengunjungnya.

Namun, fenomena penyuka pedas ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Banyak negara punya budaya makan pedas, misalnya saja Thailand, Meksiko, China, India, dan Etiopia.

Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengapa banyak orang suka memakan makanan pedas?

Baca juga: Riset Awal Tunjukkan, Rasa Pedas Bisa Bantu Turunkan Darah Tinggi

Pertanyaan ini juga sempat membuat penasaran para antropolog dan sejarawan makanan selama beberapa waktu. Apalagi, negara dengan budaya makan pedas ini sebenarnya memiliki iklim yang cenderung hangat.

Mengurangi Pembusukan

Dirangkum dari BBC, Jumat (16/02/2018), budaya makan pedas ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa beberapa rempah (yang memunculkan rasa panas atau pedas) bersifat anti-mikroba.

Dalam sebuah survei terhadap resep di seluruh dunia, para peneliti mencatat bahwa jumlah penggunaan rempah dalam makanan meningkat seiring peningkatan suhu tahunan rata-rata.

"Di tempat yang panas, di mana makanan yang tidak disimpan dalam lemari pendingin, pembusukan berlangsung sangat cepat. Rempah-rempah mungkin membantu makanan tetap bertahan sedikit lebih lama, atau setidaknya membuatnya lebih enak," tulis laporan BBC tersebut.

Membuat Berkeringat

Seperti yang kita tahu, mengonsumsi makanan pedas sering kali membuat kita berkeringat. Keringat ini mungkin membantu kita untuk mendinginkan diri di daerah yang panas.

Efek pendinginan eveporatif (penguapan) yang terjadi saat kita berkeringat berguna untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Namun dalam iklim yang sangat lembap, tidak masalah seberapa banyak Anda berkeringat, penguapan tidak akan mendinginkan Anda. Itu karena udara sudah terlalu banyak air di udara.

Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan minuman yang diminum seusai berolahraga.

Baca juga: Kenapa Makan Mi Ekstra Pedas Bisa Sebabkan Tuli Sementara?

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa minum air panas setelah berolahraga membantu orang me ndinginkan badan lebih banyak dibanding orang yang minum air dingin. Tapi hal ini dengan catatan hanya terjadi saat kelembapan udara rendah.

Halaman Berikutnya
Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau