Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Bra, Pembebas atau Penindas?

Kompas.com - 08/03/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Perkembangan Bra

Saat ditemukan oleh Jacob, bra kemudian diproduksi hanya dalam satu ukuran saja. Padahal, seperti yang kita tahu, masing-masing perempuan memiliki ukuran tubuh dan payudara yang berbeda.

Maka, perkembangan bra terus berlanjut. Pada 1928, sistem ukuran bra modern diperkenalkan oleh William dan Ida Rosenthal.

Mereka memperkenalkan sistem A, B, C, dan D cup.

Saaat mode berkembang, tampilan androgini mulai disukai pada tahun 1920-an. Bra bendau mulai populer untuk jenis mode ini.

Bra tersebut membuat pemakainya terlihat berdada rata.

Bra ini juga mirip dengan yang digunakan pada masa Yunani kuno hingga Romawi, yang menggunakan pembalut perban dari wol atau linen untuk mengamankan payudara mereka saat aktivitas, terutama atletik.

Selanjutnya, tahun 1930 sampai 1940-an, industri bra berkembang setelah ditemukannya tali elastis dan bantalan untuk cup bra.

Tepatnya pada 1947, bra berbantalan pertama diciptakan dengan nama "Rising Star". Setahun kemudian push up bra (bra yang membuat bentu payudara lebih menonjol) diciptakan.

Membuat Citra Baru

Adanya push up bra kembali membuat kita teringat pada standar kecantikan wanita masa Victoria, di mana payudara besar menjadi sorotan. Hal ini juga disadari oleh para feminis.

1968, para feminis melakukan aksi membakar bra pada kontes Miss America. Mereka menyebut bra sebagai "alat penindasan perempuan".

Baca juga: Dari Mana Asal Usul No Bra Day?

Meski begitu, perkembangan bra terus berlangsung. Bahkan, menurut laporan New York Daily News, saat ini permintaan ukuran bra terus meningkat.

Selain itu, permintaan bra dengan garis leher rendah dan payudara yang lebih besar juga terus meningkat.

Otoritas Tubuh Perempuan

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau