KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa seperti tersengat listrik ketika bersentuhan dengan orang lain?
Jika iya, perlu Anda ketahui pengalaman ini bukanlah imajinasi atau mistis. Hal ini normal dan hampir semua orang pernah merasakannya.
Dilansir laman hellosehat.com, Rabu (6/9/2018), pengalaman yang kita alami adalah akibat dari hantaran listrik statis.
Perlu diketahui, tubuh manusia merupakan salah satu medan listrik alami. Listrik dari dalam tubuh berperan untuk mengatur berbagai fungsi organ mulai dari otak hingga jantung.
Baca juga : Temuan Baru, Kejut Listrik Pada Otak Bisa Pertajam Ingatan
Listrik di dalam tubuh berasal dari tiga elemen utama, yakni proton, elektron, dan neutron. Proton mengandung muatan positif, neutron mengandung muatan negatif, dan neutron muatannya netral.
Dalam kondisi ideal, atom mengandung muatan positif dan negatif dalam jumlah seimbang. Saat atom dalam kulit kelebihan elektron, maka tubuh akan banyak menghantarkan muatan negatif. Hal sebaliknya pun terjadi saat tubuh kelebihan proton.
Seperti dalam pelajaran di sekolah, muatan negatif selalu bergerak ke arah muatan positif. Pertemuan dan perpindahan kedua muatan tersebut menyebabkan reaksi statis seperti sengatan listrik.
Tak heran saat atom pada kulit kelebihan elektron dan bersentuhan dengan seseorang yang kelebihan proton, muatan negatif kita akan bereaksi dengan muatan positif milik orang lain itu dan terasa seperti tersengat listrik.
Baca juga : Tiang Listrik Enggak Harus Tampil Membosankan, Ini 5 Buktinya
Seperti dijelaskan di atas, pengalaman tersetrum muncul akibat ketidakseimbangan muatan proton dan elektron dalam atom tubuh.
Dilansir IFL Science, ada beberapa faktor dari luar yang dapat memengaruhi hal tersebut. Salah satunya adalah menggunakan pakaian yang berbahan wol, polyester (serat sintetis) atau sutra.
Pakaian yang terbuat dari bahan ini menyebabkan jumlah proton dan elektron tak seimbang. Itu karena pakaian dari bahan tersebut merupakan konduktor listrik atau penghantar listrik, berbeda dengan pakaian berbehan katun yang relatif tidak statis.
Jika dalam musim dingin dan memang harus menggunakan pakaian tebal berbahan wol, ada baiknya kita melakukan kontak dengan benda logam. Benda logam tadi akan membantu menghentikan penumpukan bermuatan elektron.
Selain itu, berjalan dengan menyeret kaki juga dapat membuat tersetrum. Itu karena gesekan antara kaki dan lantai mampu memindahkan banyak elektron pada kaki dan proton dari tubuh pindah ke lantai. Akibatnya atom dalam tubuh tak seimbang karena kebanyakan muatan negatif dari elektron.
Hal yang sama juga terjadi pada sepatu dengan sol karet, duduk di kursi plastik yang lama mampu membuat kelebihan proton, dan terlalu lama berada di udara dingin dan kering seperti ruangan ber-AC.
Setruman dari kulit juga dapat muncul jika Anda memiliki kulit kering. Ini karena kulit kering dapat melepaskan elektron dengan mudah sehingga saat bersentuhan dengan orang yang kelebihan elektron kita dapat tersetrum.
Baca juga : Ilmuwan Temukan Material yang Bisa Produksi Listrik dari Tubuh Manusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.