KOMPAS.com — Gawai seperti telepon pintar menjadi benda yang hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Benda ini bahkan selalu digunakan di mana pun.
Ditambah lagi, adanya media sosial membuat benda yang satu ini selalu digunakan. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan dengan ponsel adalah memotret makanan dan membagikannya ke media sosial.
Namun, sering kali kegiatan dengan ponsel di meja makan tidak berhenti di situ. Makan sambil bermain dengan gawai seakan menjadi tren.
Hal ini kemudian memunculkan keprihatinan dari dua peneliti di University of British Columbia, Kanada. Kedua peneliti tersebut adalah Elizabeth Dunn dan Ryan Dwyer.
Baca juga: Idealnya, Remaja Bermain Gawai Hanya Satu Jam Sehari
"Anda melihat orang-orang di restoran sepanjang waktu yang duduk saling berhadapan, tapi bukannya saling menatap, mereka malah memandangi ponsel mereka," ungkap Dwyer, yang merupakan kandidat doktor dalam bidang psikologi, seperti dikutip dari Time, Rabu (28/2/2018).
"Kami penasaran, apakah ini berdampak pada interaksi sosial masyarakat, berapa banyak mereka menikmati waktu ketika berkumpul dengan orang lain?" imbuhnya.
Pertanyaan tersebutlah yang membuat mereka melakukan penelitian terhadap hal ini. Hasilnya memang kebiasaan tersebut berdampak terhadap interaksi sosial, sayangnya hal ini merujuk pada sesuatu yang tidak baik.
Temuan yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology ini menunjukkan bahwa penggunaan telepon selama makan menyebabkan penurunan kenikmatan makan yang kecil tapi nyata.
Ternyata, membawa gawai ke meja makan menyebabkan orang lebih terganggu dan kurang bergaul secara sosial. Hal inilah yang menyebabkan penurunan kenikmatan makan, ujar Dunn yang merupakan profesor psikologi sekaligus penulis senior penelitian ini.
"(Telepon) memang membuat perbedaan," kata Dunn.
"Namun, ini adalah perbedaan yang cukup kecil sehingga Anda dapat dengan mudah mengabaikannya dan bahkan tidak menyadari bagaimana telepon mengubah pengalaman Anda dengan cara yang halus selama interaksi sosial," imbuhnya.
Untuk mendapatkan temuan tersebut, para peneliti merekrut 300 peserta yang diminta untuk pergi makan malam bersama teman atau keluarga. Hal ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana penggunaan telepon mempengaruhi pengalaman makan.
Sebagai catatan, para peneliti tidak memberitahukan tujuan tersebut kepada para peserta.
Baca juga: Studi Baru, Bermain Gawai hingga Larut Malam Bikin Remaja Depresi
Maka, untuk menyamarkan maksud penelitian ini, para peneliti mengatakan kepada separuh peserta bahwa mereka akan menerima pertanyaan terkait penelitian melalui pesan singkat selama waktu makan. Dengan kata lain, para peneliti ingin peserta menjaga perangkat teleponnya di atas meja makan.
Sementara separuh peserta lain diminta untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan kertas selama akan. Tak hanya itu, mereka diminta untuk menjauhkan ponsel mereka sebagai bagian dari studi yang lebih panjang.