Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zulfakriza Z
Peneliti/Dosen

Dosen Teknik Geofisika, FTTM - ITB | Peneliti pada  Kelompok Keahlian Geofisika Global - FTTM - ITB | Pengurus/Anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Fluktuasi Letusan dan Meneropong Isi Tubuh Gunung Sinabung

Kompas.com - 23/02/2018, 10:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GUNUNG Sinabung adalah satu dari 127 gunung api yang ada di Indonesia. Gunung Sinabung berada di dataran tinggi Karo Sumatra Utara dengan puncaknya mencapai 2.451 meter di atas permukaan laut.

Dalam catatan letusan gunung api yang ada pada PVMBG, Gunung Sinabung tidak menunjukan aktivitasnya dalam kurun waktu tahun 1600. Kondisi ini yang menjadikan Gunung Sinabung Tipe B dan bukanlah gunung yang menjadi priotas dalam pengamatan sebelum terjadi letusan tahun 2010.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi sebagai lembaga yang berwenang memberikan tiga kategori pada 127 gunung api yang ada di Indonesia, yaitu (1) tipe A dengan kriteria pernah terjadi erupsi magmatik setelah tahun 1600, (2) tipe B dengan kriteria erupsi magmatik sebelum tahun 1600, dan (3) tipe C dengan kriteria hanya terjadi aktivitas fumarol, yaitu gunung api tua yang memiliki lubang yang mengeluarkan uap/gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidrolik dan hidrogen sulfida.

Baca juga : 5 Fakta Seputar Meletusnya Kembali Gunung Sinabung

Setelah lebih kurang 400 tahun diam dalam tidur yang panjang, akhirnya pada 27 Agustus 2010, Gunung Sinabung bangun dan meletus.

PVMBG langsung memberikan status awas dan tipe Gunung Sinabung berubah menjadi Tipe A. Sebelumnya Gunung Sinabung termasuk dalam golongan Tipe B.

Lebih dari 900 KK yang bermukim di sekitar Gunung Sinabung mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sejak saat itu, letusan Gunung Sinabung terjadi secara fluktuatif sampai dengan letusan terkini pada 19 Februari 2018.


Rentetan letusan Gunung Sinabung

Diawali pada 27 Agustus 2010, Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan abu vulkanik dan diikuti dengan erupsi magmatig pada 29 Agustus 2010. Erupsi magmatik ditandai dengan adanya lava pijar yang keluar dari dalam perut Gunung Sinabung.

Berselang satu beberapa hari, tepatnya pada 3 September 2010, letusan kembali terjadi. Letusan ini menyemburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter.

Baca juga : Gunung Sinabung Mengamuk, Beberapa Desa Gelap Gulita dan Berabu Tebal

Abu vulkanik menutupi pakaian yang tengah dijemur setelah Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.AFP PHOTO/LANA PRIATNA Abu vulkanik menutupi pakaian yang tengah dijemur setelah Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.
Kemudian dilanjutkan dengan letusan kedua pada 7 September 2010. Letusan kedua mengeluarkan abu vulkanik lebih tinggi dari letusan pertama, yaitu mencapai ketinggian 5.000 meter.

Aktivitas letusan Gunung Sinabung relatif menurun setelah letusan Agustus dan September 2010. Akan tetapi bukan berarti berhenti dan diam dari aktivitas vulkanik.

Pada September 2013, Gunung Sinabung kembali meletus sebanyak 4 kali. Letusan Gunung Sinabung kali ini mengeluarkan awan panas dan abu vulkanik. Hujan abu vulkanik menjangkau wilayah Sibolangit dan Berastagi yang merupakan daerah wisata di Kabupaten Karo.

Memasuki tahun 2014, letusan kembali terjadi. Letusan diawali dengan rentetan gempa vulkanik yang terekam pada stasiun pengamatan gunung api sejak 4 Januari 2014.

Kemudian diikuti dengan hamburan awan panas sampai akhir bulan Januari. Kejadian ini mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan 3 orang luka akibat terdampak awan panas serta pengungsian warga masyarakat melebihi 20 ribu jiwa.

Berselang satu tahun, Gunung Sinabung kembali baraksi dan menggeliat. Pada 3 Juni 2015 letusan kembali terjadi di tubuh Gunung Sinabung. Letusan ini terjadi pada pukul 23.00 dan terjadi pengungsian warga yang bermukim di sekitar gunung.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau