KOMPAS.com – Di masa lalu, gerbang neraka Romawi adalah sebuah keajaiban. Dipercaya sebagai jalan menuju alam baka, ia hanya membunuh hewan kurban yang melewatinya, tetapi membiarkan para pendeta yang menuntun hewan tersebut untuk kembali ke rumah masing-masing.
Kini, sebuah studi yang dipublikasikan Archaeological and Anthropological Sciences membuktikan bahwa gerbang neraka sama sekali bukan hal supernatural dan memiliki penjelasan geologi sederhana di baliknya.
Untuk menguak misteri ini, para peneliti berfokus pada situs penting di kota kuno Hierapolis, kini Turki.
Gerbang neraka di kota ini dibangun di atas patahan dalam bumi yang sangat aktif secara geologis. Patahan tersebut mengeluarkan karbon dioksida yang bisa membunuh semua makhluk yang menghirupnya dalam hitungan detik.
Baca juga : Selamat Datang di Pintu Neraka Turkmenistan
Para peneliti berkata bahwa gerbang Hierapolis masih berfungsi hingga saat ini. Pada hari pertama penelitian, mereka menemukan setidaknya dua burung dan 70 kumbang dalam keadaan mati.
Mereka kemudian mengukur konsentrasi karbon dioksida pada siang dan malam hari. Ternyata, pada siang hari, awan karbon dioksida menghilang, dan pada malam hari, karbon dioksida mengumpul dan membentuk lapisan tebal di lantai arena. Konsentrasi ini begitu luar biasa hingga bisa membunuh manusia dewasa dalam waktu satu menit.
Akan tetapi, kuncinya ada pada kepadatan. Awan karbondioksida lebih berat daripada udara sehingga mengumpul di permukaan tanah. Artinya, hewan kurban yang kepalanya tidak bisa melewati batas lapisan gas akan segera mati, tetapi para pendeta yang lebih tinggi akan selamat.
Baca juga : Selamat Datang di Tempat Terpanas Bumi Menurut NASA
Hardy Pfanz, pakar biologi gunung api di University of Duisburg-Essen, Jerman, yang menulis studi ini mengatakan kepada Science, mereka (para pendeta) tahu bahwa nafas mematikan dari (anjing penjaga neraka) Kerberos hanya mencapai tinggi tertentu.
Pfanz dan para peneliti juga menduga bahwa para pendeta hanya menuntun hewan kurban pada pagi atau sore hari ketika konsentrasi gas bisa membunuh hewan kurban secara instan.
Selain di Hierapolis, gerbang neraka juga ada di Gua Cape Matapan selatan Yunani, Hellam Township, Pennsylvania, dan Tapir Mountain Nature Reserve di Belize. Mayoritas dari gerbang neraka digunakan untuk ritual pengurbanan, walaupun tidak semuanya membunuh menggunakan karbon dioksida.
Namun untuk gerbang neraka Romawi yang ada di Hierapolis, kini ada penjelasan ilmiahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.