Istilah bulan darah atau blood moon sendiri sebenarnya belum lama populer, baru ada sekitar beberapa dekade terakhir.
"Saya pikir menggunakan istilah bulan darah atau blood moon hanya akan mengaburkan apa yang sedang terjadi," kata Fred Espenak, ilmuwan emeritus yang juga berasal dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard milik NASA.
Baca juga: Seberapa Langka Super Blood Blue Moon yang Akan Sapa Indonesia?
Istilah super moon
Istilah super moon juga dianggap agak bermasalah. Petro mengatakan, super moon pertama kali didefinisikan bukan oleh ahli astronomi melainkan oleh astrolog. Seorang astrolog, Richard Nollele, juga pernah mengklaim bahwa super moon dapat memengaruhi cuaca. Padahal tidak.
Petro berkata bahwa super moon sebenarnya tidak sesuper namanya. Ukurannya yang semakin besar dan terang disebut Petro lantaran orbit bulan yang mengelilingi bumi tidak melingkar sempurna.
Jarak bulan dan bumi bervariasi dan hal itulah yang mengubah cara manusia memandang ukurannya. Apoge adalah titik paling jauh, sementara perige adalah paling dekat.
"Jika Anda membandingkan bulan di saat dia berada di titik apogee dan ukurannya paling kecil dengan saat berada di titik perige, maka akan ada perbedaan diameter maksimum bulan sebesar 14 persen. Ini bukan hal yang bisa diperhatikan oleh mata manusia," jelas Espenak.
Istilah blue moon atau bulan biru
"Istilah bulan biru yakni dua purnama pada bulan yang sama juga sebenarnya sangat tergantung pada lokasi di mana Anda berada. Mungkin Anda bisa mengalami bulan biru, tetapi orang lain di belahan dunia lain belum tentu mengalami hal yang sama," ujar Espenak.
"Sungguh, ini adalah konstruksi manusia. Bulan tidak menciptakan kalender, manusia yang melakukannya," katanya.
Baca juga : Setelah 150 Tahun, Super Blue Blood Moon Lahir Lagi, Apa Itu?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.