Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Gua Bawah Air Terbesar di Dunia Ini Simpan Rahasia Suku Maya?

Kompas.com - 19/01/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Baru-baru ini, para arkeolog menemukan sebuah gua bawah air yang diklaim terbesar di dunia. Panjang gua ini mencapai 347 kilometer.

Selain karena letak dan besarnya, gua ini juga istimewa karena mempunyai labirin bercabang. Diperkirakan labirin ini merupakan temuan arkeologis penting yang mengungkap rahasia dari peradaban Maya kuno yang hilang.

Gua besar ini ditemukan setelah para peneliti melakukan eksplorasi secara intensif selama 10 bulan di Meksiko.

"Gua besar ini menunjukkan situs arkeologi yang paling penting di dunia," ungkap Guillermo de Anda, ahli arkeologi bawah air dikutip dari Science Alert, Kamis (18/01/2018).

Baca juga: Mengenal Kedekatan Sejarah Indonesia dan Timor Leste Lewat Lukisan Gua

"Ini lebih dari seratus rekaman arkeologis, di antaranya bukti dari penduduk pertama Amerika, seperti hewan yang sudah punah, dan tentu saja peradaban Maya," sambung pria yang bekerja untuk Mexico's National Istitute of Anthropoligy and History itu.

De Anda  merupakan pemimpin Proyek Akuifer Maya Besar (GAM), sebuah penelitian yang selama beberapa dekade menjelajahi gua-gua bawah air di Negara Bagian Quintana Roo yang berlokasi di Semenanjung Yukatan dekat pantai Karibia.

Wilayah tersebut memiliki 358 sistem gua bawah air yang menakjubkan. Sitem gua tersebut mewakili sekitar 1.400 kilometer terowongan air tawar yang tersembunyi di bawah permukaan.

Di antara sistem gua yang banyak ini, minggu lalu muncul sebuah sistem gua yang paling besar. Sistem ini disebut dengan Sac Actun, yang dianggap sebagai dua sistem gua yang berbeda.

"Kami benar-benar dekat (dengan gua ini) beberapa kali. Dalam beberapa kesempatan, kami berjarak satu meter dari penghubung sistem dua gua besar ini," ujar Robert Schmittner, direktur penjelajahan GAM.

"Rasanya seperti mengikuti pembuluh darah dalam tubuh, itu adalah labirin setapak yang kadang berkumpul dan kadang berpisah. Kami harus sangat berhati-hati," imbuhnya.

Para peneliti menyebut bahwa Sac Actun bisa tumbuh lebih besar lagi. Mereka memperkirakan, sistem gua ini akan terhubung dengan tiga sistem gua bawah air lainnya.

Baca juga: Singa Gua dari Zaman Es Ditemukan, Masih Sempurna dan Bisa Dikloning

Dilansir dari National Geographic, Rabu (17/01/2018), fitur lain yang membuat temuan ini berharga adalah mendukung keragaman hayati yang bergantung pada sistem besar ini. Gua ini dan upaya GAM lainnya berusaha untuk lebih memahami tanah lapisan bawah, keanekaragaman hayati, dan hubungan manusia dengan perairan leluhur ini.

Tujuannya adalah mencapai pemahaman yang memadai tentang sumber daya alam yang bergantung pada akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air) ini.

Hal tersebut juga terekam dalam dokumentasi para peneliti. Dalam dokumentasi video maupun foto dapat dilihat beberapa artefak suku Maya yang terawetkan.

"Kami telah mencatat lebih dari 100 elemen arkeologi: sisa-sisa fauna yang telah punah, manusia purba,  keramik, dan makam suku Maya," kata de Anda.

"Ini adalah terowongan waktu yang mengantarkan Anda ke tempat 10.000 hingga 12.000 tahun lalu," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau