Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singa Gua dari Zaman Es Ditemukan, Masih Sempurna dan Bisa Dikloning

Kompas.com - 14/11/2017, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Hewan purba biasanya ditemukan dalam bentuk fosil atau kerangka. Namun, tidak kali ini. Sebuah sisa bekuan anak singa gua yang berasal dari zaman es ditemukan di Rusia.

Sebuah koran lokal melaporkan bahwa anak singa gua tersebut diperkirakan berumur satu tahun ketika mati beku. Lokasi penemuannya adalah wilayah Yukatia, Siberia, pada September lalu oleh penduduk setempat.

Ini bukan pertama kalinya wilayah Siberia yang beku menghasilkan penemuan prasejarah. Kawasan permafrost, atau tanah yang dibekukan permanen, itu mampu mengawetkan hewan seperti singa gua atau mammoth bahkan puluhan ribu tahun setelah mereka punah.

Singa gua sebenarnya telah punah sekitar 10.000 tahun yang lalu dan spesimen ini bukan yang pertama dalam sejarah arkeologi.

Baca juga: Sering Mati Konyol, Inilah Kenapa Fosil Mammoth Banyak yang Jantan

Pada 2015 ditemukan dua bekuan anak singa yang kemudian diberi nama Uyan dan Dina. Usia keduanya hingga sekarang sekitar 12.000 tahun. Mereka merupakan singa gua prasejarah pertama yang ditemukan dalam keadaan utuh dan terpelihara dengan baik.

Dikutip dari National Geographic, Kamis (9/11/2017), anak singa gua yang baru ditemukan tersebut diserahkan kepada Akademik Ilmu Pengetahuan Republik Rusia. Albert Protopopov, ahli paleontologi yang mempelajari Uyan dan Dina, juga akan menangani temuan baru tersebut.

Temuan baru ini cukup berbeda dengan singa gua yang ditemukan pada 2015. Jika Uyan dan Dina diperkirakan baru berusia dua hingga tiga minggu ketika mati, temuan baru ini lebih tua dengan gigi yang sudah bertumbuh.

Dalam video yang diabadikan oleh Siberian Times, terlihat bekuan anak singa gua yang baru ditemukan berada dalam kondisi sangat baik.

Ia seukuran dengan lengan bawah manusia dan memiliki bulu berwarna abu-abu yang masih melekat di tubuhnya. Masing-masing cakarnya pun masih bisa dilihat.

Sayangnya, masih belum diketahui penyebab kematian anak singa gua yang baru ditemukan ini. Namun, melihat kondisinya yang begitu baik, temuan ini menimbulkan harapan besar bagi para peneliti untuk bisa mengkloning singa gua.

Baca juga: Viral Foto Dua Singa Jantan Berpelukan Mesra, Apakah Mereka Gay?

Meski demikian, kloning sendiri masih menjadi perdebatan dalam komunitas ilmiah, apalagi "menghidupkan" kembali hewan purba.

Pada 2013, para ilmuwan sepakat bahwa rekonstruksi genom (proses yang diperlukan untuk menciptakan kembali spesies) dapat dicapai secara ilmiah. Namun, mereka membutuhkan spesimen yang terhindar dari pembusukan untuk melakukannya.

Apakah temuan ini jawabannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau