Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bisa Pria 21 Tahun Gagal Organ dan Meninggal karena Flu?

Kompas.com - 13/01/2018, 20:07 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber TIME

KOMPAS.com -- Semua orang pasti pernah mengalami flu, apalagi di tengah musim hujan seperti ini. Meski penyakit ini bisa sembuh dalam hitungan hari, ada baiknya Anda tidak menyepelekan flu. Pasalnya, penyakit ini bisa membunuh.

Hal ini terjadi pada pria berusia 21 tahun asal Pennsylvania, Kyler Baughman. Saat calon pelatih olahraga itu pulang ke rumah orangtuanya untuk merayakan liburan natal pada 23 Desember 2017, Kyler tampak tidak enak badan. Dia terlihat kuyu seperti umumnya orang yang terkenal flu.

Beberapa hari kemudian, Kyler justru terserang demam parah hingga dilarikan ke rumah sakit Presbyterian Medical University of Pittsburgh.

Namun, belum ada 24 jam di rumah sakit, Kyler sudah meninggal dunia. Keluarga berkata bahwa Kyler mengalami kegagalan organ yang berkaitan dengan flu.

Baca juga : Temuan Terbaru, Makin Banyak Orang yang Meninggal akibat Flu

Dari kasus tersebut Dr Peter Shearer, direktur departemen gawat darurat di Rumah Sakit Mount Sinai, New York City, yang tidak terlibat dalam kasus Kyler, berkata bahwa influenza memang bisa menjadi penyakit yang sangat serius.

"Meski influenza dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau cairan, tapi ada beberapa orang yang mengalami kasus serius dengan sakit yang parah," kata Shearer kepada Time, Kamis (11/1/2018).

Shearer berkata kasus kematian karena flu itu terjadi hanya pada orang yang sangat muda, orang yang berumur, dan pada orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan pernapasan.

Selain tiga kelompok mayoritas tadi, ada juga sedikit kasus yang menyerang orang sehat dan berkembang menjadi penyakit komplikasi.

"Produksi lendir lebih banyak, batuk, dan lain-lain. Gejala ini menunjukkan mungkin Anda terkena infeksi bakteri, seperti bakteri yang menyebabkan pneumonia (infeksi paru-paru)," ujarnya.

"Untuk beberapa orang dengan pneumonia, hal ini akan menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi multi sistem yang luar biasa," jelas Shearer.

Baca juga : Man Flu Nyata, Kekebalan Tubuh Pria Lebih Rendah Dibanding Wanita

Apa yang harus dilakukan jika terkena flu?

Shearer menyarankan agar orang yang terkena flu tidak mengobati sendiri, melainkan mengunjungi tenaga kesehatan, baik dokter atau puskesmas, dalam waktu 48 jam setelah muncul gejala demam, termasuk batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan badan terasa nyeri.

"Dokter akan memberikan obat Tamiflu, yaitu obat antiviral yang bisa mengurangi beberapa gejala dan membuat Anda lebih cepat sembuh," kata dia.

Selain itu, ruang gawat darurat tidak harus menjadi pilihan pertama jika ingin perawatan. Sebab, jika berada di ruang gawat darurat, Anda akan berisiko menulari orang lain.

Baca juga : Waspada Gejala Flu Setelah Ejakulasi, Itu Tanda Kelainan Autoimun 

Bagaimana mengetahui flu yang dialami serius?

Shearer berkata bahwa gejala flu biasanya akan reda dalam tiga sampai tujuh hari. Hal ini bisa dilakukan dengan obat penghilang rasa sakit dan istirahat yang cukup.

"Tapi, jika gejala yang dialami berkepanjangan dan tidak menunjukkan tanda-tanda pulih, ditambah sesak napas seperti telah berolahraga berat, segeralah bertemu dokter untuk menyingkirkan komplikasi," katanya.

Shearer juga menyarankan untuk terus menjaga kekebalan tubuh agar badan terlindungi saat terjadi wabah flu atau terserang flu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau