Pada akhir 1960-an, seorang arkeolog Amerika yang berpergian ke wilayah tersebut meminta masyarakat setempat untuk membawanya ke sebuah masjid yang dihancurkan Genghis Khan. Diketahui bahwa Kaisar Mongol tersebut pernah mengamuk di seluruh wilayah pada abad ke-13.
Selanjutnya, para penduduk setempat menuntun arkeolog tersbeut ke masjid yang sepi dan setengah terkubur. Lokasinya sekitar 20 kilometer di barat Mazar-i Sharif (salah satu kota di Afghanistan).
Sayangnya, setelah ditemukan, bangunan ini tak bisa segera digali. Alasannya adalah perang yang terjadi dinegara tersebut. Baru pada 2006, penggalian bagunan ini dimulai.
Baca juga: Citra Satelit Ungkap Kerajaan yang Hilang di Afghanistan
"Awalnya kami mengira itu adalah monumen yang terisolasi, tapi saat kami melanjutkan, kami melihat bagunan itu menempel pada struktur tua lainnya," kata Sarmiento-Bendezu.
"Pada akhir abad ke-8, dunia Buddha tersiksa di wilayah ini. Tidak diragukan lagi bangunan itu dibangun di atas sisa sebuah biara," imbuhnya.
Pada Juli 2017, arkeolog menggali pilar dengan kealam 1,5 meter. Tapi survei menunjukkan sisa-sia yang lebih dalam.
"Ini adalah jendela yang terbuka untuk periode kuno, di sini kita dapat menemukan basis budaya berikutnya," kata Arash Boostani, seorang arsitek dan insinyur Iran di Universitas Teheran.
Spesialis pelestarian monumen bersejarah mengatakan bahwa beberapa desain bunga di masjid itu pra-Islam telah diserap dari budaya lokal.
Masjid ini disebut terlindung karena elemen atap logamnya. Tapi bangunan ini tetap rentan karena struktur bata dan tambalannya rentan terhadap erosi.
Kubah masjid ini diperkirakan rubuh segera setelah masjid ini dibangun.
"Dengan gempa bumi pada 819 banyak bagian masjid yang roboh," ungkap Boostani.
Gempa bumi 100 tahun kemudian juga menghantam dinding dan membuat 15 retakan. Para ahli meregangkan jaring fiberglass untuk menopang dua retakan paling besar dengan suntikan semen tanpa mengubah hiasan gypsum.
Baca juga: Kastil Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Bawah Danau Turki
Uniknya lagi, potongan kubah ini seperti memiliki arti khusus bagi masyarakat sekitar.
"Potongan-potongan kubah, betapapun beratnya, diangkut dan digunakan untuk menutupi makam di dekatnya: mengapa memeberi diri Anda beban ini jika bangunan itu tidak memiliki nilai simbolik yang kuat," kata Sarmiento-Bendezu.
Namun seperti semua penggalian, masjid sembilan kubah ini membuat lebih banyak pertanyaan dibanding yang mereka jawab, ungkap arkeolog tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.