Sedangkan laba-laba serigala Evippoma rechenbergi, yang mendiami lingkungan yang sama dengan C. rechenbergi, tidak memiliki bulu khusus. Ketika para peneliti memeriksa gumpalan pasir yang tertinggal di mulutnya, mereka mendeteksi helai sutra yang mengikat pasir itu.
Laba-laba jenis lain, Geolycosa missouriensis yang ditemukan di Amerika Utara mengangkut pelet pasir padat. Hal ini diketahui pada penelitian sebelumnya.
Namun laba-laba ini sepertinya tidak menggunakan sutra untuk mengikat pasirnya, melainkan menggunakan kelembaban. Sayangnya, para peneliti tidak dapat memastikan teknik apa yang digunakan laba-laba ini karena hanya mengambil data dari penelitian sebelumnya.
Baca juga: Mengapa Manusia Takut Laba-laba dan Ular? Peneliti Ungkap Asal-usulnya
Berbagai metode memindahkan pasir yang ditunjukkan laba-laba ini menhelaskan bahwa pembangunan istana mungin tersebut mampu menemukan solusi konstruksi unik untuk mengatasi tantangan lingkungan serupa, kata Foelix.
Bahkan, para peneliti terkejut dengan penemuan mereka, di mana yang tinggal di ekosistem sama mepraktekkan beragam teknik untuk mencapai tujuan yang sama. Foelix juga menjelaskan, mengingat jenis laba-laba penjelajah terowongan lainnya (juga semut dan tawon), kemungkinan masih ada banyak praktek berbeda.
"Pastinya, masih banyak lagi spesies yang perlu diperiksa," tambah Foelix.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.