Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Santa Klaus dan Sinterklas Berbeda, Kok Bisa?

Kompas.com - 21/12/2017, 18:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

Branding Santa Claus ini semakin melekat di AS berkat kampanye besar perusahaan minuman soda Coca Cola pada 1931.

Seperti dikutip dari The Huffington Post, saat itu Coca Cola mengunakan tokoh Santa dengan baju musim dingin merah-putih untuk mempromosikan produknya. Hingga kini, Santa pun tersohor dengan baju musim dingin merah-putihnya tersebut.

Kendaraan untuk bepergian pun berbeda. Bila Sinterklas menggunakan kuda putih, maka kendaraan Santa Claus adalah kereta salju yang ditarik oleh sembilan rusa kutub.

Meski begitu, Santa tetap digambarkan sebagai orang yang suka memberikan hadiah kepada anak-anak pada malam Natal yakni 24 Desember.

Baca juga : Antara Pohon Natal Asli dan Plastik, Mana yang Lebih Baik?

Sosok Sinterklas di Indonesia

Di Indonesia sendiri, penyebutan Sinterklas lebih sering dipakai dari pada Santa Claus. Selain mudah pengucapannya, nama Sinterklas juga merupakan salah satu warisan Belanda dulu.

Pada masa Hindia Belanda, orang-orang Belanda di Indonesia kerap merayakan Hari Sinterklas setiap 5 Desember.

Bahkan, Sinterklas yang datang ke Batavia disambut pejabat setempat dan lantas diarak keliling kota agar masyarakat melihatnya.

Tradisi itu bertahan sampai tahun 1957 sebelum Presiden Soekarno melarangnya akibat hubungan RI-Belanda yang memanas karena isu Irian Barat. Kebijakan tersebut lantas dikenal dengan sebutan "Sinterklas Hitam".

Adapun di Belanda, tradisi Sinterklas masih bertahan hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com