Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonghyun SHINee, Dunia K-Pop, dan Betapa Menyiksanya Menjadi Idola

Kompas.com - 20/12/2017, 19:45 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Depresi ini dipicu oleh lingkungan yang kurang positif dan tidak suportif.

Beberapa partisipan penelitian yang terdiri dari para musisi, komposer, operator media dan pendukung pertunjukkan, mengaku mengalami perundungan, pelecehan seksual, seksisme dan rasisme di lingkungan kerja mereka.

Para partisipan kadang merasa tidak didukung, diremehkan dan selalu dikritik.

Sementara itu, Entertaintment Assist melaporkan, penyebab tingginya penyakit mental pada pekerja seni meliputi kecemasan tidak dapat menampilkan yang terbaik, perasaan tidak dimengerti oleh masyarakat luas, pekerjaan yang menumpuk, kekhawatiran akan karier yang meredup, upah yang tidak sebanding dengan rasa lelah, serta faktor keamanan.

Kondisi ini menjadi salah satu faktor risiko yang mempengaruhi pola tidur dan hubungan sosial mereka. Akibatnya, tingkat depresi, kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya, meningkat.

Baca Juga : Sains Ungkap Dampak Kurang Tidur pada Otak dan Mental

Terkait dengan masalah ini, psikiater senior Ika Widyawati, SpKJ, mengatakan bahwa depresi memang sangat mungkin dirasakan oleh orang terkenal.

Hal ini memang berbeda dari yang orang awam lihat. Para idola ini, justru lebih banyak merasa tertekan karena dia sadar menjadi sorotan.

"Apapun diintip, ada paparasi, dan lain sebagainya. Bagaimana mau menikmati hidup dengan rileks," kata Ika kepada Kompas.com, Selasa (19/12/2017).

Perasaan tertekan ini menurut Ika tidak hanya dirasakan oleh selebritas sekali dua kali, namun bertahun-tahun.

Ibarat bom waktu, perasaan tertekan itu terus menumpuk. Jika seseorang tidak dapat mengendalikan dan tidak tahan banting, hal ini bisa menjadi bumerang dan bisa meledak.

"Kita (manusia) memiliki batas untuk menekan dan adanya pencetus-pencetus bisa membuat depresi semakin berat dan meledak. Saya rasa itu karena batas ambang kesabarannya meletus," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com