Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2017, 11:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com — Baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa harimau Tasmania telah ada jauh sebelum manusia berburu hewan marsupial dan memecahkan teka-teki kepunahannya.

Temuan yang dipublikasikan pada hari Selasa (12/12/2017) tersebut menunjukkan bahwa harimau ini memiliki kondisi genetik yang buruk selama ribuan tahun sebelum punah.

Para ilmuwan memetakan secara genetik hewan dikenal sebagai thylacine ini menggunakan gen dari sampel seekor anakan yang disimpan selama lebih dari satu abad lalu di dalam toples.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution ini mengungkapkan bahwa makhluk tersebut mulai mengalami penurunan keragaman genetik lebih dari 70.000 tahun yang lalu.

Hal itulah yang membuat mereka kurang tahan terhadap perubahan lingkungan.

Dengan kata lain, rentannya harimau Tasmania terhadap kepunahan sudah terjadi jauh sebelum suku Aborigin menghuni benua Australia pada 65.000 tahun lalu.

Baca juga: Kerabat Jauh Koala dan Kangguru Ditemukan, Rupanya Singa Berkantung

"Harapan kami adalah ada banyak thylacine yang bisa memberi tahu tentang basis genetik dari kepunahan mereka untuk membantu spesies lain," kata Andrew Pask, co-author penelitian ini dikutip dari AFP, Selasa (12/12/2017).

Pask juga menambahkan bahwa penelitian ini membuka peluang para ilmuwan mengkloning harimau Tasmania dan membawanya kembali dari kepunahan.

"Karena genom ini adalah salah satu spesies yang paling lengkap untuk spesies yang sudah punah, secara teknis ini merupakan langkah pertama untuk 'membawa thylacine kembali', tapi kita masih jauh dari kemungkinan itu," sambungnya.

Harimau Tasmania sendiri pernah tersebar luas di seluruh Australia. Sayangnya, hewan ini telah hilang dari daratan sekitar 3.000 tahun lalu.

Kemungkinan besar, hal itu disebabkan oleh kekeringan. Mereka sebelumnya dapat bertahan di negara bagian Tasmania selatan hingga 1936.

Harimau Tasmania terakhir diketahui mati di penangkaran Kebun Binatang Hobart.

Para ilmuwan menemukan, genetika hewan tersebut lebih dekat dengan sesama marsupial Australia, Tasmanian devil (Sarcophilus harrisii), dibandingkan dingo (anjing asli Australia) yang berbagi ciri fisik yang mirip.

Harimau Tasmania Harimau Tasmania

Kemiripan fisik dua hewan tersebut adalah contoh terbaik dari apa yang oleh para ilmuwan disebut "evolusi konvergen". Artinya, kedua hewan yang berhubungan jauh tersebut berevolusi untuk terlihat serupa dengan beradaptasi pada lingkungan yang sama.

Baca Juga: Tiga Reptil Asal Australia Punah, Ilmuwan Pertanyakan Sebabnya

Dalam kasus harimau Tasmania dan dingo, kepala dan tubuh mereka berkembang dengan cara yang sama karena teknik berburu mereka. Oleh karena itu, harimau Tasmania sering kali dikenal sebagai anjing karena penyimpangan genetis pada 160 juta tahun lalu.

"Ketika kita melihat dasar evolusi konvergen ini, kami menemukan bahwa sebenarnya bukan gen itu sendiri yang menghasilkan tengkorak dan bentuk tubuh yang sama, namun daerah kontrol di sekitar mereka yang 'menghidupkan dan mematikan' gen pada tahap berbeda dalam pertumbuhan," ujar Pask.

"Ini mengungkapkan keseluruhan pemahaman baru tentang proses evolusi. Sekarang kita dapat mengetahui genom ini untuk membantu memahami bagaimana dua spesies berkumpul pada tampilan yang sama, dan bagaimana proses evolusi bekerja," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com