KOMPAS.com — Letusan gunung api di bawah laut memberi dampak bagi kondisi geografis atau geologis di sekitar lokasi erupsi. Salah satunya adalah kemunculan pulau baru.
Fenomena ini juga memberikan pengetahuan mengenai apa yang terjadi di planet lain selain Bumi.
Pada Desember 2014, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga, yang ada di Pasifik Selatan, meletus. Selang beberapa bulan muncul pulau baru tak berpenghuni dengan tinggi 121,92 meter dari permukaan laut yang letaknya sekitar 45 kilometer dari ibu kota Tonga, Nuku'alofa.
Para ilmuwan mengamati bagaimana gelombang air laut secara pelan membentuk pulau baru bernama Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tersebut. Nama ini berasal dari dua pulau tua yang mengapitnya.
Baca juga: Temuan Terbaru, Cacing Tanah Bisa Hidup di Tanah Mars
Dalam pertemuan musim gugur American Geophysical Union di New Orleans pada hari Senin, para peneliti NASA membedah pulau baru di Pasifik ini.
Saat gunung ini meletus akhir 2014 lalu, magma panas dari dalam perut bumi berkontraksi dengan air laut yang dingin, yang melemparkan abu dan batu ke atas dengan keras. Puing-puing itu menetap di sekitar puncak gunung berapi dan membentuk pulau baru yang berada di antara dua pulau tua.
Sejak Januari 2015, citra satelit telah sangat membantu untuk memotret pulau ini. Gambar satelit selalu menunjukkan perubahan gambar dari waktu ke waktu.
Seperti pada April 2015, arus laut telah menyusup masuk ke danau kawah dalam pulau. Bulan berikutnya, gundukan pasir terbentuk sehingga air tidak bisa masuk. Selain itu, bentukan yang menyerupai jembatan juga terbentuk antara pulau.
Baca juga: Temuan Baru Membantah Semua Bukti yang Tunjukkan Mars Punya Air
"Jika memenuhi semua data kami sampai saat ini, kami mendapati bahwa massa (Pulau Hunga Tonga-Hunga Ha'apai) akan bertahan selama 26-30 tahun," ujar Dan Slayback, spesialis penginderaan jarak jauh di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.
Kekayaan data yang dimiliki terkait pulau ini juga dapat membantu para ilmuwan mempelajari hal yang lebih jauh lagi, yakni Mars.
Satelit yang mengelilingi Mars menunjukkan bahwa pulau merah tersebut dihiasi ribuan gunung api, seperti Hunga Tonga, yang sudah mati.
Dengan terus melacak perubahan Pulau Hunga Tonga-Hunga Ha'apai dari waktu ke waktu, para ilmuwan meyakini bisa lebih memahami bagaimana pulau di perairan Mars terkikis lebih dari satu miliar tahun yang lalu dan seberapa dalam air yang ada di Mars ketika gunung-gunungnya meletus.
Baca juga: Misi Besar UEA Tanam Kurma di Mars dan Berjaya Tanpa Minyak Diungkap