KOMPAS.com - Uni Emirat Arab (UEA) makin menunjukkan ambisinya untuk menjajaki planet Mars.
Sebelumnya, negara yang kaya akan minyak bumi ini berencana menjalankan program bertajuk 'a 100-year national program' untuk menyiapkan para peneliti menjejakkan kaki di Mars yang akan berlangsung April tahun depan.
Meski rencana UEA Mars untuk meninggalkan Bumi pada 2020 belum terlaksana, mereka telah memiliki rencana baru, yaitu menanam tumbuh-tumbuhan seperti pohon kurma dan selada di planet merah.
"Ada kesamaan antara Mars dan padang pasir. Pemandangan UEA, tanah, semuanya serupa," jelas Rashid Al Zaasi, perencana strategis senior dari UEA Space Agency, seperti dikutip dari BBC, Rabu (15/11/2017).
Baca Juga: Lawan Kekeringan, Perusahaan Ini Ingin Boyong Gunung Es ke UAE
Dengan ini, UEA rela menggelontorkan makin banyak uang untuk proyek bercocok tanamnya. Selain ingin menanam pohon kurma dan selada, mereka juga membayangkan dapat menanam tomat dan stroberi di planet merah.
"Nah, kalau sudah sampai di sana kan kita harus makan," sambung Al Zaadi.
Tujuan bisnis
Pohon kurma dipilih sebagai simbol dari negara UEA. Sementara untuk tiga pohon lainnya, menurut Al Zaadi, semua peneliti memperkirakan ketiganya bisa tumbuh di Mars.
Meski terdengar aneh, sebenarnya alasan utama dari bercocok tanam di Mars adalah untuk perekonomian.
UEA, khususnya Dubai dan Abu Dhabi, mencoba memompa perekonomian di masa depan dalam rangka mempersiapkan diri berakhirnya kejayaan minyak.
Setelah merambah sektor pariwisata dan penerbangan, juga terkait layanan yang berhubungan dengan rekayasa, kini UEA ingin beralih ke sektor sains dan teknologi.
"Ada 100 juta orang muda di kawasan Gulf, teluk Persia, kami ingin mereka menjadi bagian dari masa depan dan membawa wilayah ini (UEA) ke tingkatan berikutnya" sambung Omran Sharaf, manajer proyek penyelidikan Mars Mission.
Sebagai tambahan populasi UEA sekitar sembilan juta, dan warga negara Emirat hanya 1,4 juta.
"Ini tentang menciptakan ekonomi berbasis minyak, pengetahuan, dan kita perlu menjadi pusat ilmiah yang mapan. Kami memiliki banyak insinyur, tapi hanya sedikit yang menjadi ilmuwan. Proyek Mars ini murni misi ilmiah," tambahnya.
Proyek tidak main-main