KOMPAS.com - Tentu Anda menyadari bahwa setiap orang memiliki warna kulit yang berbeda. Terutama pada orang yang berlainan ras.
Tapi pernahkah anda bertanya bagaimana perbedaan warna kulit ini terjadi? Apakah benar hanya karena gen?
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengkodean genetika dibalik pigmentasi (pewarnaan) kulit lebih rumit daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa warna kulit melibatkan sejumlah gen yang telah diketahui dan tidak diketahui, tergantung dari mana Anda berasal.
Studi awal mengenai topik ini telah melihat warna kulit orang Eurasia dari garis lintang lebih tinggi. Kali ini, para peneliti fokus pada sekitar 400 individu dari populasi Khoesan di Afrika bagian selatan yang warna kulitnya lebih cerah dibandingkan orang Afrika khatulistiwa.
Baca Juga: Luka Bakar 95 Persen, Pria Ini Selamat karena Transplantasi Kulit
Temuan ini menunjukkan bahwa ketika pigmentasi kulit hampir 100 persen dapat diwariskan, genetika yang terlibat akan semakin rumit. Apalagi jika Anda keturunan Afrika yang lebih dekat pada khatulistiwa.
Tim peneliti yang berasal dari berbagai negara tersebut merasa hal ini perlu diselidiki lebih lanjut.
"Afrika memiliki variabilitas fenotipik terbesar dalam warna kulit, namun belum mewakili skala yang lebih besar," kata Alicia Martin, salah satu peneliti dikutip dari Science Alert, Selasa (5/12/2017).
"Ada beberapa gen yang diketahui berkontribusi pada pigmentasi kulit, namun pada umumnya masih banyak lagi gen baru yang belum ditemukan," imbuh peneliti dari the Broad Institute of MIT and Harvard in Massachusetts tersebut.
Warna kulit umumnya dianggap sebagai produk pilihan terarah, di mana varian gen bergeser dalam satu arah. Jadi dari kulit berwarna lebih gelap hingga cerah berada di garis lintang lebih tinggi.
Sedangkan kulit berwarna cerah hingga gelap di garis lintang lebih rendah.
Para peneliti membandingkan genom Khoesan dengan data pada 5.000 individu dari populasi di Afrika, Eropa, dan Asia. Mereka menemukan bahwa populasi yang mendekati khatulistiwa menunjukkan tanda-tanda stabilitas seleksi.
Dengan kata lain, lebih banyak gen yang berpengaruh terhadap pigmentasi kulit. Hanya sekitar 10 persen dari gen ini sebelumnya telah dikaitkan pada perubahan warna kulit.
Baca Juga: Penyakit Langka Sebabkan 80 Persen Kulit Tubuh Bocah 7 Tahun Melepuh
Tak hanya warna kulit, para peserta penelitian juga diwawancarai serta berat dan tinggi badan mereka dicatat. Untuk mengukur warna kulit, para peneliti menggunakan alat yang disebut reflectometer.
Penelitian yang memakan waktu selama tujuh tahun ini mendapati bahwa pigmentasi pada orang Afrika ternyata jauh lebih poligenik. Dengan kata lain, pewarnaan kulit mereka dipengaruhi sejumlah gen yang bekerja sama.
Ini menunjukkan perbedaan besar pada kulit cerah milik orang Eurasia.