Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transplantasi Kepala Penuh Kontroversi Akan Dilakukan Desember Ini

Kompas.com - 20/11/2017, 12:12 WIB
Monika Novena

Penulis

Dia menyebut tujuan sebenarnya transplantasi ini bukan untuk menyembuhkan tulang belakang, tapi memperpanjang umur.

"Saya memanjangkan waktu hidup dan menabrak dinding hidup dan mati," katanya pada Juli, dilansir dari Science Alert.

Meski Canavero telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk menulis studi ilmiah mengenai prestasi tersebut, tetap saja ada keraguan yang terus dilontarkan.

Penuh kontroversi para ahli bedah

Sejak mengumumkan rencananya, Canavero telah menuai banyak kritik. Kebanyakan ahli sepakat jika apa yang akan dilakukannya merupakan hal yang tidak masuk akal.

Ada juga kekhawatiran etis mengenai legalitas prosedur semacam itu.

Salah satunya datang dari Jerry Silver, profesor ilmu saraf di Case Western Reserve University Ohio. Menurut dia, secara teknis kepala dapat dipasang ke respirator di mana bisa tetap hidup, tetapi dengan rasa sakit yang luar biasa.

Baca Juga: Manusia Bisa Terima Transplantasi Organ Berpenyakit, Ini Buktinya

"Setiap otot, tulang, semuanya telah terputus. Dan bisakah Anda bayangkan bagaimana rasanya sakit itu. Kepala akan terbangun dengan rasa sakit," katanya.

James FitzGerald, ahli bedah saraf dan konsultan dari Oxford University, juga mengatakan, tranplantasi pada beberapa hewan disebut oleh banyak ahli tidak memuaskan.

"Saya hanya tidak berpikir makalah ilmiah yang menyambungkan tulang belakang dapat dipercaya," kata FitzGerald.

Selain itu, John Pickard, profesor bedah saraf dari Cambridge University, mengatakan, jurnal Canavero yang memublikasikan hasil percobaannya juga meragukan. "Saya rasa dia tidak melakukan kegiatan ilmiah," kata Pickard.

Namun, Canavero bergeming dengan kritikan tersebut. Dia yakin tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen. 

"Operasi akan berhasil dan ini akan menjadi revolusi besar yang tidak akan pernah dilihat sebelumnya," kata Canavero.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com