Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kami Menemukan Orangutan Tapanuli, Jenis Baru dan Terlangka

Kompas.com - 14/11/2017, 18:46 WIB

Oleh Collin Groves* dan Anton Nurcahyo**

KOMPAS.com - Kami telah menemukan spesies baru orangutan, spesies ketiga yang diketahui dan kera besar baru yang pertama dideskripsikan sejak bonobo hampir seabad lalu.

Spesies baru ini, disebut orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), memiliki tengkorak yang lebih kecil dibandingkan orang utan Borneo dan Sumatera, tapi memiliki taring yang lebih besar.

Ketika kami dan kolega kami melaporkan dalam jurnal Current Biology, spesies baru ini diwakili oleh populasi terisolasi kurang dari 800 orang utan yang hidup di Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Indonesia.

Baca Juga : Spesies Orangutan Paling Langka di Dunia Ada di Indonesia, Ini Rupanya

Keberadaan sekelompok orangutan di daerah ini pertama kali dilaporkan pada 1939. Namun orangutan Batang Toru belum ditemukan hingga 1997, dan kemudian dikonfirmasi pada 2003. Kami mulai meneliti lebih lanjut untuk melihat apakah kelompok orang utan yang terisolasi ini benar-benar suatu spesies unik.

Atas dasar bukti genetik, kami telah menyimpulkan bahwa mereka memang berbeda dari dua spesies orang utan yang sudah diketahui sebelumnya: Pongo abelii (orang utan Sumatra) dari utara lebih jauh di Sumatra, dan Pongo pygmaeus (orang utan Borneo) dari Borneo.

Tengkorak Pongo tapanuliensis, ukurannya lebih kecil dari dua jenis lainnya.Matthew G Nowak, Author provided Tengkorak Pongo tapanuliensis, ukurannya lebih kecil dari dua jenis lainnya.

Orangutan Batang Toru memiliki campuran ciri khas yang aneh. Pejantan dewasa memiliki bantalan pipi yang menyerupai orangutan Borneo, tapi perawakan mereka yang langsing lebih mirip dengan orangutan Sumatra.

Warna rambut mereka lebih cokelat muda dibandingkan spesies Borneo, dan populasi Batang Toru juga membuat teriakan yang lebih panjang dibandingkan orang utan lainnya.

Memastikan

Untuk memastikan sepenuhnya, kami membutuhkan perbandingan yang lebih akurat mengenai dimensi tubuh mereka, atau “morfologi”.

Baru pada 2013 kerangka pejantan dewasa tersedia, tapi sejak itu salah satu dari kami (Anton) telah menghimpun sekitar 500 tengkorak dari dua spesies lainnya, dikumpulkan dari 21 institusi, demi mendapatkan perbandingan yang akurat.

Analisis harus dilakukan pada tahap perkembangan yang sama pada tengkorak orangutan dewasa, karena mereka terus tumbuh bahkan setelah dewasa.

Baca Juga : Kasih Induk Orangutan Sebesar Kasih Ibu, Ini Buktinya

Anton menemukan 33 tengkorak pejantan liar yang cocok untuk perbandingan. Dari 39 karakteristik penilaian berbeda untuk tengkorak Batang Toru, 24 di antaranya berada di luar rentang tipikal orangutan Sumatera Utara dan Borneo.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau