KOMPAS.com - Studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Universitas Tohoku di Jepang menggambarkan jika kepunahan dinosaurus sebenarnya adalah faktor ketidakberuntungan semata. Kok bisa?
Kepunahan massal terjadi karena asteroid menghantam wilayah di bumi yang mudah terbakar. Menurut kalkulasi yang dilakukan oleh Kunio Kaiho dan Naga Oshima, peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, hanya ada 13% wilayah di Bumi yang berpotensi mudah terbakar. Termasuk didalamnya adalah Semenanjung Yucatan yang menjadi lokasi jatuhnya asteroid pada zaman Jura.
Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Report ini membeberkan, 13 persen permukaan bumi yang mudah terbakar itu menyimpan deposit hidrokarbon dalam jumlah yang banyak. Kandungan hidrokarbon ini mampu menghasilkan jelaga dalam jumlah besar sehingga cukup untuk menyebabkan kepunahan massal.
"Jika asteroid tersebut mencapai daerah hidrokarbon tingkat rendah sampai menengah di bumi, menempati sekitar 87 persen permukaan bumi, kepunahan massal tidak mungkin terjadi," kata Kaiho dikutip dari Livescience, Kamis (9/11/2017).
Baca Juga: Jejak Kaki Dinosaurus yang Menguasai Zaman Jura Ditemukan di Afrika
Pada kasus ini, saat asteroid menabrak Bumi 66 juta tahun yang lalu, tumbukan itu melepaskan energi sebanyak 100 trilyun ton TNT, atau miliaran kali lebih dari banyak dari gabungan bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.
Inilah awal kematian dinosaurus, dimana saat itu 75 persen hewan darat dan laut punah.
Sekitar 230-2300 juta ton jelaga terbentuk dan ke atmosfer serta menghalangi 80 persen permukaan Bumi dari sinar matahari karena hantaman asteroid tersebut. Planet ini kemudian perlahan menjadi dingin dan membunuh tanaman, menghancurkan jaringan makanan di laut dan darat secara global.
Nah, dengan kata lain, jika asteroid jatuh di luar wilayah tersebut, mungkin kepunahan massal tidak akan terjadi. Bahkan mungkin, dinosaurus masih bisa kita lihat hingga sekarang.
"Itu kenapa kita bisa katakan jika dinosaurus tidak beruntung. Namun sisi positifnya dengan hilangnya dinosaurus memungkinkan mamalia untuk berkembang," jelas Kaiho seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (9/11/2017).
Kini dinosaurus tak lagi bisa kita jumpai. Tinggal sisa tumbukan asteroid saja yang bisa kita saksikan. Sebuah kawah sedalam 10 kilometer dengan lebar lebih dari 180 kilometer, yang sekarang berlokasi di dekat kota Chicxulub di Semenanjung Yucatan, Meksiko.
Baca Juga: Dinosaurus Baru Ditemukan, Sebesar Pesawat, Mangsanya Setara Manusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.