Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinosaurus Baru Ditemukan, Sebesar Pesawat, Mangsanya Setara Manusia

Kompas.com - 01/11/2017, 19:30 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com — Penemuan raksasa baru yang hidup pada masa 70 tahun lalu mencatatkan rekor dinosaurus bersayap terbesar.

Bagaimana tidak, lebar sayapnya lebih dari 36 kaki, menandingi reptil bersayap terbesar yang diketahui dari Eropa dan Amerika Utara. Angka itu mendekati ukuran pesawat kecil di zaman modern.

Hewan itu bernama ilmiah Azhdarchidae yang termasuk ordo Pterosaurus. Ia tinggal di pedalaman kering di Gurun Gobi, Mongolia, pada masa akhir Kretaseus.

Penemuan fosilnya terjadi pada tahun 2006. Anggota tim Buuvei Mainbayar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia menemukan bagian pertama fosil dan menunjukkannya ke Takanobu Tsuihiji dari Universitas Tokyo.

Perbandingan ukuran Azhdarchidae dengan dinosaurus lain dan manusia.Wikipedia Perbandingan ukuran Azhdarchidae dengan dinosaurus lain dan manusia.

"Saya segera menyadari bahwa itu mungkin seekor pterosaurus dan takjub dengan ukurannya yang sangat besar," kata Tsuihiji, seperti dikutip dari National Geographic pada Selasa (31/10/2017). "Langsung, kami kembali ke lokasi dan menemukan sisa spesimen itu."

Sayangnya, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menganalisis. Baru ketika menemukan tulang punggung khas Azhdarchidae, analisis bisa dilakukan.

Baca Juga: Tanpa Disadari, Dinosaurus Wariskan Sesuatu untuk Planet Ini

Tsuihiji dan koleganya membandingkan temuan barunya dengan dua pterosaurus terbesar yang telah ditemukan sebelumnya: Quetzalcoatlus yang ditemukan di Texas pada 1970-an dan Hatzegopteryx, seekor Azhdarchidae kekar dengan leher lebih pendek yang ditemukan di Romania pada 1990-an.

Quetzalcoatlus dan Hatzegopteryx diperkirakan punya lebar sayap 32-36 kaki. Saat berdiri di tanah, tubuhnya mencapai 18 kaki yang setara dengan jerapah jantan. Menurut Mark Witton, ahli pterosaurus di Universitas Portsmouth, Inggris, temuan Azhdarchidae baru lebih besar dari pendahulunya sebab fosilnya belum ditemukan lengkap.

"Meskipun terfragmentasi, spesimennya berasal dari individu raksasa... memperluas jangkauan geografis pterosaurus raksasa ke Asia," tulis Tsuihiji dan koleganya dalam publikasinya di Journal of Vertebrate Paleontology yang dipublikasi secara daring pada 4 Oktober 2017.

Quetzalcoatluswww.prehistoric-wildlife.com Quetzalcoatlus

Untuk perbandingan, Winton mengatakan, Azhdarchidae Jordania yang disebut dengan Aramabourgiania punya tulang leher lebih dari 2 inci. Sementara  Azhdarchidae Gobi ukurannya hampir 8 inci.

"Apakah itu setara dengan kelas pterosaurus ukuran yang sama sekali baru adalah pertanyaan lain," kata Witton, yang tidak terlibat dalam penelitian. "Apa yang tidak kita miliki untuk pterosaurus ini adalah asosiasi tulang leher dengan tubuh untuk memastikan apakah mereka memiliki leher yang jauh lebih besar, atau apakah hewannya yang jauh lebih besar."

Namun, ukuran leher itu kemungkinan memberikan berat lebih besar secara keseluruhan. Kekuatannya juga diduga lebih kuat dan mampu melahap mangsa seukuran manusia.

Baca Juga: "Bertopeng Bandit", Dinosaurus Menyamar agar Tak Tertangkap Mangsa

"Mereka tampaknya bersifat generalis, makan apa pun yang bisa dimakan dengan ukuran paruhnya," kata Witton.

Sayangnya, Azhdarchidae Gobi tak berada di tahap tertiggi rantai makanan. Mereka hidup berdampingan dengan Tarbosaurus, kerabat T. rex yang beratnya minimal 5,5 ton. Untungnya, raksasa bersayap itu bukan menu tyrannosaurus dan mereka bisa terbang dalam hitungan detik.

"Mungkin ada banyak hal yang mudah ditangkap," kata Witton. "Akan sulit bagi pemangsa besar untuk mendekat dengan sangat cepat jika mereka menyergapnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau