Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2017, 18:12 WIB
Penulis Tim Cek Fakta
|
EditorTim Cek Fakta

KOMPAS.com- Sebuah kapel di Portugal menjadi pusat perhatian banyak orang. Bahkan, 20.000 warganet sudah mengunjunginya lewat situs Reddit.

Apa yang membuat kapel ini mencuri perhatian para warganet?

Kapel tersebut menarik perhatian dan viral karena bentuknya yang menyeramkan. Bahkan kapel ini dijuluki dengan nama "Kapel Tengkorak" karena dindingnya berhiaskan tengkorak manusia.

Kapel dengan 5.000 tengkorak manusia tersebut adalah Capela dos Ossos yang merupakan bagian dari kompleks Gereja Igreja de Sao Francisco di Evora, Portugal.

Dikutip dari laman LiveScience, Kamis (2/11/2017) para biarawan dari ordo Fransiskan di Gereja Igreja de Sao Francisco mulai menata tengkorak-tengkorak tersebut pada abad 16. Alasan para biarawan melakukan hal itu karena tidak ada lagi lahan tersisa di lokasi pemakaman milik gereja.

Baca juga: Berusia 3.200 Tahun, Prasasti Kuno Mengungkap Misteri Manusia Laut

Para biarawan akhirnya memutuskan untuk menggali kuburan yang sudah tua, kemudian mengambil tengkoraknya untuk diawetkan dan simpan dalam osuari atau peti batu yang diperuntukkan menyimpan tulang-tulang jenasah.

Biarawan menata ribuan tengkorak tersebut untuk pelayanan doa arwah bagi umat saat peringatan hari kebangkitan. Selain itu, tulang-tulang tesebut menjadi pengingat bagi yang sudah hidup terhadap kematian.

Sebuah tulisan tentang kematian, tertulis di pintu masuk kapel tersebut. "Nós ossos que aqui estamos, pelos vossos esperamo," yang artinya kurang lebih "Tulang belulang kami berada di sini, menunggu milikmu".

Pastor Kepala Gereja Igreja de Sao Francisco pada tahun 1840, Antonio da Ascenção Teles, menuliskan sebuah puisi yang ditulis di tembok dalam kapel. Ini salah satu bait puisi tersebut, "Recall how many have passed from this world, Reflect on your similar end, There is good reason to reflect, If only all did the same." (Ingat berapa banyak yang meninggalkan dunia ini, Renungkanlah semua akan berakhir sama, Ada alasan bagus mengapa harus direnungkan, Seandainya semua orang melakukan hal yang sama.").

Para biarawan Fransiskan tersebut juga pernah memajang jenasah hasil mumifikasi, dengan cara digantung dari atap kapel dengan menggunakan tali. Namun, saat ini jasadnya sudah dipindah dan disimpan di dalam peti kaca.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Ahli Emas Kerajaan Mesir Kuno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman Selanjutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+