Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Langka Sebabkan 80 Persen Kulit Tubuh Bocah 7 Tahun Melepuh

Kompas.com - 10/11/2017, 16:02 WIB
Monika Novena

Penulis

"Ini adalah pertama kalinya dilakukan. Anak itu pada dasarnya kehilangan hampir seluruh epidermisnya." kata De Luca seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (8/11/2017).

Selama dua kali operasi pada musim gugur 2015, epidermis baru dilekatkan layaknya menggabungkan potongan-potongan kain perca hingga menutupi hampir seluruh tubuh pasien. Dalam sebulan, implan tersebut sudah menyatu ke lapisan bawah kulit.

"Begitu Anda berhasil menumbuhkan kembali epidermis, maka sel punca akan melakukan pembaharuan epidermis seperti pada orang normal. Dan yang kita lakukan berhasil," imbuhnya.

Dua tahun berjalan, dokter mengatakan hasil operasi berjalan baik. Kulit sang bocah sehat dan dia tidak perlu minum obat atau menggunakan salep.

Dia sudah kembali ke sekolah, bermain sepak bola dan saat terluka kulitnya sembuh secara normal.

Meski penelitian tidak menemukan bukti adanya mutasi yang berbahaya, tetapi satu hal yang perlu diperhatikan dari pengobatan ini adalah adanya perubahan genetik yang dapat meningkatkan kemungkinan kanker kulit.

Ke depannya, jika perawatan terbukti aman dalam jangka panjang ilmuwan percaya dapat digunakan untuk mengobati kelainan kulit.

Diprediksi ada sekitar 500.000 orang di seluruh dunia yang memiliki kelainan kulit ini. Temuan ini tentunya menjadi angin segar bagi pasien dan dunia kedokteran.

"Keberhasilan terapi penggabungan sel dan gen ini akan memiliki implikasi besar bagi pengobatan regeneratif dan penyakit genetik," tambah De Luca.

Temuan mengenai pengobatan penyakit langka ini yang sudah dipublikasikan di jurnal Nature,

Baca Juga: Derita Penyakit Langka, Bayi Davino Butuh Cangkok Hati rp 1,3 Miliar

sumber dan gambar https://www.theguardian.com/science/2017/nov/08/scientists-grow-replacement-skin-for-boy-suffering-devastating-genetic-disorder

http://www.sciencealert.com/7-year-old-boy-incurable-condition-80-skin-reconstructed-epidermolysis-bullosa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com