Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Buaya Berkalung Ban dan Kenyataan Menyedihkan Lingkungan Kita

Kompas.com - 01/11/2017, 18:38 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Pada 2015 lalu sebuah video berdurasi kurang dari sepuluh menit viral dikalangan warganet. Isinya memuat siapapun pilu: sekelompok peneliti berusaha mengeluarkan sedotan minum plastik yang bersarang di hidung penyu Olive ridleys di lepas pantai Kosta Rika.

“(Pada awalnya) itu tampak seperti cacing. Kami tidak percaya apa yang baru saja kami keluarkan dari kura-kura itu,” kata Christine Figgener, seorang ahli penyu di Universitas Texas A & M di College Station seperti diwartakan National Geographic tahun tersebut.

Seperti pada manusia, jalur makanan dan udara pada penyu saling terhubung. Kemungkinan sedotan termakan dan Olive ridleys seberat 35 Kg itu berusaha mengeluarkannya. Namun, sayangnya limbah plastik itu malah berakhir di lubang yang salah.

Dalam publikasiya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada Juli 2015, sembilan dari sepuluh burung laut di dunia menyimpan potongan plastik di dalam usus. Limba plastik terus meningkat sejak produksi pertama pada era 1950an.

Denise Hardesty, salah satu penulis peneltian itu mengatakan, para burung laut mengira potongan plastik layaknya telur ikan. Burung albatros dan shearwater paling sering memakan potongan limbah manusia itu.

“Mereka pikir mereka mendapatkan makanan yang layak tapi mereka benar-benar mendapatkan makanan plastik,” kata Hardesty.

Pantai barat laut Amarika Utara juga tak memberi kabar baik. Para peneliti menghitung plasik di dalam perut burung fulmar yang terdapar di pantai Washington, Oregon dan British Columbia, Kanada.

90 persen dari 67 fulmar mengunyah plastik seperti benang, styrofoam, dan bungkus permen. Secara rata-rata, 36,8 keping plastik ditemukan di usus fulmar.

Menurut Monterey Bay Aquarium, secara global, hingga 1 juta burung laut dan 100.000 mamalia laut dan kura-kura laut mati setiap tahun akibat memakan plastik.

Melihat kenyataan-kenyataan itu, sudikah Anda mengurangi sebanyak mungkin konsumsi plastik dan kegiatan "nyampah" agar makhluk-makhluk di muka bumi lebih lestari?

Baca Juga: Riset Ungkap Kenyataan Menyedihkan tentang Sampah Plastik dari Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau