KOMPAS.com -- Sebuah penelitian yang baru diterbitkan Jumat (20/10/2017) di jurnal Scientific Reports membahas kerja otak yang lebih memprioritaskan diri sendiri.
Peneliti juga menemukan bahwa saat otak dan otot bekerja keras, kinerja kognitif seseorang akan jauh lebih rendah daripada energi yang dikeluarkan untuk fisik.
Daniel Longman, antropolog biologis dari Universitas Cambridge, Inggris, adalah orang yang melakukan penelitian ini.
Longman bercerita bahwa dia mulai tertarik pada penelitian ini setelah mengarungi Samudra Atlantik pada usia 22 tahun. Keadaan saat itu sangat melelahkan karena dia tidak makan dan tidur.
BACA: Semakin Canggih, Tumor Otak Kini Bisa Ditangani Lewat Alis
Setelah memakan kudapan kecil dan tidur siang, dia dapat berpikir kembali dan tubuhnya menjadi lebih baik.
Sejak saat itulah, dia memfokuskan penelitian pada pemahaman teori evolusioner, terutama bagaimana manusia merespons stres melalui kacamata olah raga.
Sebelumnya, sudah ada teori yang mengungkapkan keegoisan otak. Ini diterbitkan pada 2004 dalam jurnal Neuroscience & Biobehavioral Reviews.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa otak memprioritaskan diri sendiri, seperti mengalokasikan energi dan sumber daya untuk diri sendiri di atas bagian tubuh yang lain. Namun, pembuktiannya baru dilakukan oleh Longman.
"Gagasan tersebut (yang diterbitkan dalam jurnal 2004) diuji dengan melibatkan 62 atlet pria dari Universitas Cambridge. Mereka melakukan tiga tugas," katanya kepada wartawan Livescience seperti dikutip Senin (23/10/2017).
BACA: Para Peneliti Menguji Obat Psikedelik pada Otak Buatan, Ini Hasilnya
Pertama, mereka harus mendayung sekuat tenaga pada mesin dayung selama tiga menit.
Seminggu kemudian, mereka diminta duduk di mesin yang sama untuk menyelesaikan tes memori. Di sini mereka harus mengingat 75 kata yang mereka bisa.
Di minggu ketiga, mereka harus melakukan keduanya sekaligus.
Saat para pria berada di mesin latihan, mereka tidak dapat mengingat banyak kata. Berbeda dengan saat mereka bersantai.
Namun, penurunan jumlah kekuatan dalam latihan jauh lebih besar dibanding penurunan kemampuan kognitif.
Saat para pria hanya dapat mengingat kurang lebih 9,7% kata, output daya fisik mereka turun sampai 12,5%.
BACA: Suka Melupakan Detail? Jangan Khawatir, Memang Begitulah Otak Bekerja
"Penurunan kerja fisik terjadi karena otak dan otot berbagi sumber daya terbatas yang sama. Bukan karena mereka terganggu atau memilih sendiri untuk hanya fokus pada tugas mengingat kata," jelas Longman.
Dari sini, diketahui bahwa otak manusia adalah penghisap energi yang sangat besar dan bahkan mengambil sebanyak seperlima persediaan bahan bakar tubuh.
Dalam jurnal, Longman dan kolega juga menulis bahwa otak akan terus mempertahankan dirinya, bahkan saat tubuh lainnya gagal.
"Sifat egois otak telah diamati dalam pelestarian otak yang unik. Tubuh terbuang sia-sia pada mereka yang kekurangan gizi jangka panjang dan kelaparan, juga pada anak-anak yang lahir dengan pertumbuhan terbatas," kata Longman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.