Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Doni Widyandana Mengungkap Penyakit Mata Anak di Bantul

Kompas.com - 18/10/2017, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Pria yang sudah menyelesaikan pendidikan S3 di Maastricht University, Belanda, itu menyebut fakta menarik lainnya. Dia menemukan, anak-anak dengan kelainan mata berat, angka prevalansinya mencapai 0.05 %. Kelainan mata berat adalah, anak tidak mampu menghitung jari dalam jarak tiga meter.

Juga ditemukan angka prevalensi 0.09 % untuk anak yang mengalami kebutaan. Dalam hal ini latar belakangnya beragam. Ada yang sejak lahir atau saat proses tumbuh kembang.

"Kalau kita gabung, kelainan mata berat ini dan buta ini 0.14 %. Kalau di level dunia, dengan Indonensia sebagai developing country, angka tersebut termasuk bagus. Jadi kita tidak perlu malu, tapi juga tidak boleh berbangga," jelasnya.

Meski angka tersebut masih masuk standar untuk negara berkembang, tetapi angka tersebut baru ditemukan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta saja. Mungkin saja di luar pulau Jawa ditemukan angka yang lebih buruk. "Kalau di Bantul segitu, di daerah lain harus waspada," ujarnya.

Dengan temuan gangguan refraksi menjadi angka yang paling tinggi, dia berharap hal ini dapat menjadi kebijakan pemerintah. Khususnya untuk melakukan screening pada anak-anak sekolah. Anak yang membutuhkan kacamata harus memakai kacamata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau