Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2017, 17:07 WIB

Ada kenaikan 1 persen hingga 3 persen dari kemungkinan kematian akibat kanker dan korelasi positif antara paparan radiasi dan adanya katarak di mata, namun Dr Charles mengatakan bahwa NASA lebih khawatir dengan efek akut radiasi selama penerbangan luar angkasa.

Ini termasuk dampak pada jaringan lunak astronot, termasuk sistem saraf pusat mereka.

"Apakah seorang astronot yang terbang mendekati Mars akan terlalu terpengaruh oleh efek radiasi pada fungsi kognitifnya?" Dr Charles mengemukakan, Ia menambahkan bahwa NASA saat ini tengah berfokus pada cara terbaik dalam melindungi pesawat ruang angkasa dari radiasi.

Beberapa risiko terbesar dari penerbangan luar angkasa, bagaimanapun, adalah efek psikologis - enam orang awak dalam misi ke Mars, misalnya, akan dilemparkan bersama selama dua setengah tahun.

"Anda memiliki enam orang berhadap-hadapan dalam kendaraan seukuran beberapa caravan, sepenuhnya hanya mereka saja sendiri, dengan sedikit bantuan dari Bumi yang tersedia," kata Dr Charles.

"Mereka menempuh perjalanan ratusan juta mil untuk sampai ke Mars, kemudian menghabiskan 18 bulan di Mars, yang merupakan ketegangan psikologis yang sangat besar."

Pulang ke rumah: kembali normal

Jadi berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi tubuh untuk kembali normal?

"Aturan praktisnya adalah bahwa dibutuhkan waktu yang hampir bersamaan dengan penerbangan agar tubuh astronot kembali normal," kata Dr Charles.

"Beberapa organ akan merespons lebih cepat daripada yang lain - Anda mendapatkan volume darah dan kontrol tekanan Anda kembali dengan cukup cepat, dalam hitungan hari, sampai seminggu atau lebih.

Otot dan tulang mungkin menjadi yang paling lama kembali normal, karena organ ini membutuhkan waktu yang paling lama dalam menanggapi situasi lingkungan tanpa bobot."

Meski memiliki risiko kesehatan, daya tarik perjalanan luar angkasa tetap kuat bagi Dr Thomas.

"Saya harus mengatakan bahwa menonton video misi penerbangan saat ini, saya merasakan suatu kerinduan tertentu untuk kembali ke sana di lingkungan tanpa gravitasi, karena ini menyenangkan," katanya.

"Benar-benar sangat tenang saat Anda menyelesaikan rutinitas hidup di stasiun luar angkasa - ini sebenarnya gaya hidup yang sangat damai dan sangat menyenangkan."

Profesi astronot bukan untuk orang berjiwa lemah

"Hal terbesar, menurut saya adalah anak-anak muda tidak menyadari bahwa astronot ebenarnya adalah pekerjaan yang sangat berbahaya," katanya.

"Ini sangat berisiko, dan ini bukan pekerjaan yang harus ditangani dengan ringan. Anda harus sangat disiplin dalam hal apa yang Anda lakukan, karena jika Anda membuat kesalahan karena sikap ceroboh, konsekuensinya bisa sangat serius."

Apakah menurut anda astronot masih menjadi profesi yang menantang, meski ada sudah ada jaminan anda akan dibolak-balikan secara fisik dan emosi? Silakan bulatkan tekad dan mulailah belajar, dan teruslah berusaha.

Banyak astronot tidak diterima dalam program ini pada usaha pertama mereka.

Bagi Dr Thomas bagaimanapun, hal ini layak ditunggu demi memenuhi impian masa kecil: "Saya hampir tidak percaya akhirnya semua menjadi kenyataan bahwa saya dapat menyebut diri sebagai 'astronot'. "

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau