KOMPAS.com -- Tubuh perempuan dan pria memiliki karakter yang berbeda. Alhasil, akan ada perbedaan bagaimana tubuh merasakan sakit, mengalami serangan jantung, dan juga bahkan seberapa banyak kita kentut setiap hari
Namun selama berpuluh tahun, dunia kedokteran tidak menyadari hal tersebut.
Ini disebabkan karena sebelumnya banyak penelitian kesehatan dilakukan terhadap pria, atau binatang jenis jantan di laboratorium, dan kemudian penerapannya digunakan terhadap semua jenis kelamin.
Hal tersebut tidak dilakukan sengaja karena menganggap wanita tidak penting, namun karena dugaan sebelumnya bahwa proses hormonal bulanan yang terjadi pada perempuan akan membuat penelitian lebih susah.
Padahal kemudian terbukti hal tersebut tidaklah berlaku.
Juga dalam beberapa kasus seperti penelitian terhadap osteoporosis, depresi, dan kanker dada pada pria, banyak ilmuwan menggunakan data dari perempuan untuk digunakan terhadap pria, hal yang juga tidak tepat.
Inilah lima hal yang membedakan pria dan perempuan yang dikumpulkan oleh ABC setelah berbicara dengan beberapa pakar di Australia.
1. Pria lebih tahan rasa sakit
Sering disebutkan dari contoh proses melahirkan bahwa perempuan lebih mampu menahan rasa sakit.
Namun para ahli mengatakan sekarang banyak bukti yang menunjukkan perempuan lebih sensitif terhadap rasa sakit, dan memiliki toleransi lebih rendah dibandingkan pria.
Tentu saja tidak berarti semua peerempuan akan merasa seperti itu dibandingkan pria.
Namun pada umumnya. pria lebih mampu menahan rasa sakit lebih lama dibandingkan perempuan, sebelum mereka memberikan reaksi terhadap rasa sakit tersebut.
Paling tidak ini yang ditunjukkan dalam eksperimen di laboratorium terhadap berbagai jenis rasa sakit.
Rasa sakit dalam kehidupan sehari-hari lebih susah dipelajari, karena susah diukur dan dikontrol.
Kerentanan yang dirasakan perempuan terhadap rasa sakit bisa menjelaskan mengapa mereka mengalami kondisi rasa sakit kronis dibandingkan pria.
Statistik menunjukkan 70 persen penderita rasa sakit kronis adalah perempuan.
Rasa sakit kronis paling umum adalah sakit kepala dan itu diderita 50 persen lebih banyak perempuan dibandingkan pria.
Banyak faktor yang kemungkinan mempengaruhi mengapa perempuan dan pria bereaksi berbeda terhadap rasa sakit.
Genetik yang berbeda dan hormon mungkin menjadi kemungkinannya.
Juga ada bukti bahwa sel yang terlibat dalam merasakan sakit bagi pria dan perempuan berbeda, sehingga juga mempengaruhi cara bekerja obat penahan rasa sakit.