Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Tanpa Ginjal Itu Keniscayaan, Ambri Lawu Membuktikan

Kompas.com - 16/08/2017, 20:21 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

"Dengan CAPD, saya tetap bisa melakukan kegiatan apa pun. CAPD nya saya bisa lakukan di rumah sendiri," jelasnya.

Ambri menceritakan, ia cukup mengalirkan cairan dialisis ke rongga perutnya. Cairannya sendiri mirip dengan cairan infus namun berfungsi menyaring racun.

Cairan yang berada dalam wadah plastik dialirkan dengan selang, dimasukkan ke rongga perut lewat kateter yang telah dipasang lewat operasi.

Sehari, cuci darah mandiri dilakukan 4 kali. Meski harus membawa cairan dialisis ke mana pun pergi, Ambri mengaku tak keberatan.

"Kalau bepergian dan harus CAPD, saya bisa mampir ke klinik terdekat dan melakukannya sendiri," katanya. Menurutnya, bagaimana pun CAPD tetap lebih praktis dari cuci darah.

Setiap bulan, kurang lebih Ambri menghabiskan 120 kantung cairan dialisis. Kateter diganti 6 bulan sekali tetapi bukan berarti operasi ulang.

Baca Juga: Mengenal Kanker Lidah yang Merenggut Nyawa Andre Kurnia Farid

Adanya kateter di rongga perut tidak menganggu. "Saya tetap bisa olahraga. Tidur tengkurap juga tidak masalah. Tidak ada ganjalan," katanya.

Dengan adanya BPJS, seluruh pengobatan dengan CAPD juga gratis. "Dari pasang kateter tidak mengeluarkan biaya sepeser pun," kata Ambri.

Hidup Tanpa Ginjal Itu Mungkin

Dari pengalaman Ambri, ahli ginjal dari Perkumpulan Nefrologi Indonesia, Tunggul Situmorang, mengungkapkan penderita gagal ginjal saat ini tidak perlu merasa hidupnya berakhir.

"Hidup tanpa ginjal itu keniscayaan. Dan bukan hanya hidup, tetapi hidup yang berkualitas, bermakna, dan mampu berkarya," katanya.

Menurutnya, ada pilihan pengobatan gagal ginjal saat ini. Penderita bisa memilih CAPD, cuci darah, dan transplantasi.

Bila penderita datang dengan kondisi sangat buruk, menurutnya cuci darah konvensional menjadi pilihan utama.

Pasalnya, CAPD tidak bisa membersihkan sampah dalam darah dan mengurangi penumpukan cairan tubuh secara cepat.

"Tetapi CAPD cocok untuk perawatan jangka panjang dan untuk penderita yang fungsi ginjalnya masih tersisa," katanya.

Tunggul mengungkapkan, kesintasan orang yang menjalani CAPD juga cukup tinggi. Yang diperlukan adalah ketekunan menjalankan CAPD serta menjaga tekanan darah.

Baca Juga: Meski Sudah Setia, Anda Tetap Bisa Terkena HPV seperti Jupe

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau