Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Tanpa Ginjal Itu Keniscayaan, Ambri Lawu Membuktikan

Kompas.com - 16/08/2017, 20:21 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Tahun 2009, hidup Ambri Lawu berubah drastis. Dia yang semula aktif, gemar berpetualang, menemui keputusasaan karena didiagnosis gagal ginjal.

Sehari-hari, ia merasakan lemas, pusing, dan mual. Tiga kali seminggu, dia harus ke rumah sakit untuk cuci darah.

"Setiap kali sehabis cuci darah, saya drop. Paha saya memar karena suntikan. Pergi ke rumah sakit normal, pulang jalan pincang," katanya.

Tak adanya program asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) membuat uang dan harta benda Ambri ludes untuk pembiayaan pengobatan.

"Barang-barang banyak yang saya jual. Mobil saya jual. Pernah suatu saat, uang saya benar-benar tinggal goceng," ceritanya.

Namun ketika ditemui Kompas.com, Rabu (16/8/2017), Ambri tampak bugar. Kini ia bisa mengatakan bahwa gagal ginjal bukan akhir hidup.

Saat ditanya apa yang dikerjakannya sekarang, ia menjawab dengan mantap, "tetap melanjutkan hidup dan saya sekarang berwirausaha."

Menemukan Pengobatan yang Tepat

Salah satu faktor yang membuat Ambri kembali memiliki semangat hidup adalah karena menemukan pengobatan yang pas.

Mencari informasi di internet, ia menemukan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau bisa disebut cuci darah mandiri.

"Tidak banyak yang saya tahu awalnya. Cuma tahu kalau CAPD itu kita bisa lebih longgar atur makanan," katanya.

Baca Juga: Kisah 154 Orang yang Mati Suri Diungkap, Ini yang Mereka Alami...

Gagal ginjal memang membuatnya harus mengontrol makanan secara ketat, mulai dari protein hingga asupan garam.

"Bahkan minum air putih pun harus diatur. Kalau tidak kencing, sehari hanya bisa minum maksimal 600 mili liter," ungkapnya.

Bermodal info fleksibilitas makan yang baginya akan memberi sedikit kenikmatan, Ambri konsultasi ke dokter. Tiga tahun lalu, akhirnya dia mulai menjalani pengobatan itu.

Menurutnya, CAPD memiliki kelebihan sebab penderita gagal ginjal tidak harus bolak balik ke rumah sakit dan memakan waktu.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau