Penyebab mengapa publik Singapura berjalan kaki lebih banyak ketimbang publik Indonesia, Filipina, dan Malaysia juga menjadi sorotan penelitian Universitas Stanford.
Menurut Tim Althoff, penelitian mereka menunjukkan bahwa penduduk kota-kota yang memiliki trotoar lebih baik mencatat jumlah langkah lebih banyak ketimbang kota yang trotoar dan infrastrukturnya tidak menyokong pejalan kaki.
"Anda bisa melihat di Singapura bahwa lingkungannya berbeda," kata Althoff.
"Dari semua kelompok masyarakat, kami melihat bahwa jika Anda punya infrastruktur lebih baik, jika Anda bisa berjalan kaki dengan nyaman, masyarakat akan mendapat hasil positif, mereka akan berjalan lebih banyak. Dan mengurangi kesenjangan fisik," imbuhnya.
Althoff menambahkan bahwa dia dan rekan-rekannya kini tengah mengerjakan kajian lanjutan yang berfokus pada korelasi antara aktivitas fisik dan migrasi masyarakat.
Dari kajian awal itu mereka menemukan bahwa orang yang jarang melangkah di kota yang trotoarnya tidak tertata rapi, jumlah langkahnya meningkat pesat begitu pindah ke kota dengan infrastruktur mumpuni.
"Ada banyak orang yang tidak begitu aktif. Saya yakin orang Indonesia adalah pekerja keras, tapi ini adalah masalah yang melanda seluruh masyarakat bukanlah sekedar masalah individu."
Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di BBC Indonesia dengan judul: Kegemukan dan minimnya tingkat jalan kaki orang Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.