Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kehidupan: Seperti Apakah Alien Sebenarnya?

Kompas.com - 15/05/2017, 20:53 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Riset bidang itu menunjukkan, makhluk hidup bisa eksis dalam kondisi yang jauh berbeda dengan bayangan manusia, bisa sangat dingin atau panas.

Contohnya, kehidupan di Danau Vostok. Meski berada 3.700 meter di bawah lapisan es, danau itu punua 3.507 rangkaian RNA dan DNA, fragmen sel dan virus. Jadi, kehidupan ada di sana.

Baca Juga: Diduga, Ada Surga Kehidupan Terkubur di Danau Antartika

Contoh kedua di gua kristal Naica. Suhu di sana berkisar 45-65 derajat celcius dan tingkat kelembaban mencapi lebih dari 99 persen. Tapi nyatanya, kehidupan ada.

Makhluk hidup di sana mendapatkan energi dengan kemosintesis, memanfaatkan kekayaan unsur belerang, bukan oksigen.

Baca Juga: Bakteri Mengagumkan Ubah Racun jadi Emas Murni

Baru-baru ini, ilmuwan juga menemukan jenis hewan lunak yang bersimbiosis dengan bakteri pemakan belerang. Simbiosis itu memungkinkan hewan itu bertahan hidup dengan kemampuan luar biasa: memakan gas!

Dunia dingin ekstrem, panas ekstrem, atau kadar belerang tinggi terdapat di mana pun di alam semesta. Bulan saturnus misalnya, punya kondisi mirip.

Banyak ilmuwan beranggapan, unsur yang terpenting adalah air. Jadi, ketika ada air berbentuk cair, maka kehidupan mungkin ada.

Bulan milik planet Saturnus, Titan dan Enceladus, diduga sebagai wilayah yang memungkinkan adanya makhluk hidup.

Namun, ada masalah dalam penelitian astrobiologi. Sejauh ini, tak ada satu pun penemuan makhluk cerdas dari bidang itu. Temuan hewan lunak yang disebut cacing kapal itu sudah paling "pol".

Para astrofisikawan pun menduga, jika pun ada, kehidupan di luar bumi mungkin ada dalam bentuk paling sederhana, mikroba.

Jadi, kita tak bisa membayangkan alien sebagai makhluk hijau berkepala besar ataupun Do Min Joon. Rupa alien yang sebenarnya mungkin harus diintip dengan mikroskop.

Tapi, bisa saja memang ada makhluk cerdas di luar sana. Ilmuwan pun tak patah semangat. Sejumlah proyek berupaya mencarinya.

Search for Extraterrestrial Itelligence (SETI) yang dirancang Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika serikat (NASA) adalah salah satunya.

Namun, sejauh ini proyek belum membuahkan hasil. Ada sinyal yang diduga dari alien tetapi setelah dikonfirmasi ternyata hanya "noise".

Sejumlah ilmuwan juga menguraikan alasan mengapa manusia belum bisa menemukan alien. Douglas Vakoch, presiden METI (Messaging Extra-terrestrial Intelligence), mengatakan, manusia belum bisa menemukan alien karena tingkat bahasanya berbeda.

Baca Juga: Alien Mungkin Ada, tetapi Manusia Tak Menguasai Bahasanya

Sinyal-sinyal ditujukan untuk makhluk extra-terrestrial (ET) saat ini terlalu sederhana. Manusia harus menentukan seperti apa sebenarnya kita ingin tampil di hadapan mereka.

Sementara, fisikawan Brian Cox punya kabar buruk. Alien belum bisa ditemukan karena mereka mungkin sudah "bunuh diri".

Berharap menemukan alien, manusia sebenarnya harus siap berhadapan dengan dua kondisi. Alien bisa jadi teman ataupun lawan. Manusia harus siap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau