Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kanibalisme, Bagaimana Bisa Manusia Makan Manusia?

Kompas.com - 12/04/2017, 19:19 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanibalisme atau fenomena manusia makan manusia sering dihubungkan dengan praktik ritual nenek moyang.

Tapi, tahukah Anda, praktik kanibalisme yang terjadi pada nenek moyang manusia tidak murni didorong oleh kebutuhan untuk makanan?

Baca juga: Praktik Kanibalisme Purba Terbongkar, Ternyata Tujuannya adalah...

Mengapa nenek moyang melakukan kanibalisme?

Analisis terbaru mengenai konten kalori, tubuh manusia pada jaman itu ternyata tidak menawarkan banyak kandungan gizi. Ini berarti kanibalisme pada zaman pra sejarah punya alasan lain selain makanan ketika mereka memakan sesamanya.

"Manusia merupakan mamalia yang cukup kecil. Kita tidak punya banyak daging atau lemak. Mungkin kanibalisme terjadi karena alasan sosial," ungkap James Cole, Arkeolog dari Univeristas Brighton, Inggris seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (7/4/2017).

Untuk mengidentifikasi motivasi kanibalisme pada periode Palaeolitikum yang berlangsung sekitar 2,6 juta tahun yang lalu, Cole membuat tabel nutrisi tubuh manusia, menganalis jumlah protein dan lemak yang terkandung dalam setiap bagian tubuh serta mengonversinya dalam nilai kalori.

Baca: Tulang Belulang Ini Buktikan Adanya Kanibalisme pada Manusia Purba

Dengan kata lain, tabel itu akan memandu kita untuk mengetahui sedikit informasi gizi pada daging kita.

Tulang-tulang manusia di goa Goyet memberi petunjuk praktek kanibalisme pada Neanderthal. Manusia purba itu juga memanfaatkan tulang sisa kanibalisme untuk membuat alat batu.Royal Belgian Institute of Natural Science Tulang-tulang manusia di goa Goyet memberi petunjuk praktek kanibalisme pada Neanderthal. Manusia purba itu juga memanfaatkan tulang sisa kanibalisme untuk membuat alat batu.

Pada tubuh laki-laki dewasa ramping dengan berat sekitar 66 kilogram, dari kepala hingga kaki, total ada 144.000 kalori, 32.000 kalori berasal dari otot rangka.

Bandingkan dengan jika kita mengkonsumsi jaringan otot yang berasal dari hewan lain, kalori yang didapat justru lebih banyak dibandingkan dengan seluruh tubuh manusia.

Seekor gajah purba akan menyediakan 3,6 juta kalori yang berasal dari ototnya, sedangkan beruang dan kuda masing-masing akan memberikan 600.000 kalori dan 200.000 kalori.

Cole mengatakan, ini berarti jumlah energi yang dihasilkan jika memakan manusia tidak mencukupi untuk bertahan hidup.

Baca: Terkuak, Dalam Sejarahnya Bumi Pernah Menjadi Kanibal 

Faktor sosial mendorong perilaku kanibalisme

Cole mengaku memang belum cukup bukti untuk mengetahui alasan pasti kanibalisme.

Namun ia berpikir manusia purba memilih memakan manusia lantaran faktor sosial atau budaya tertentu yang terkait dengan suku atau komunitas mereka, seperti ritual pertunjukan setelah kematian rival mereka.

"Ada beberapa jenis ritual yang berkaitan dengan tengkorak, tetapi kemudian tubuh-tubuh manusia dikonsumsi sebagai bagian dari kanibalisme." kata Cole.

Dalam pandangan Cole memang banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kanibalisme, seperti penyerangan, beberapa jenis ritual, atau untuk tujuan kelangsungan hidup. Butuh studi lebih lanjut untuk memverifikasi hipotesis tersebut.

Studi ini telah di publikasikan dalam Scientific Reports

Baca: Bukti Nyata Kanibalisme pada Abad 17 Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau