KOMPAS.com – Kanibalisme pada manusia purba tidak semata berfungsi untuk memenuhi nutrisi.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE pada Rabu (9/8/2017) menyebutkan bahwa kanibalisme pada zaman Paleolitikum terkait dengan ritual tertentu.
Bukti ritual tersebut ditemukan di gua Gough di Somerset, bagian barat daya Inggris pada tahun 2015.
Saat itu, peneliti menemukan tulang manusia berumur 15.000 tahun. Tulang memiliki luka sayatan dan gigitan yang diduga dibuat saat tulang sudah tak berdaging.
Lewat pencitraan, Silvia Bello, ahli antropologi dan paleoniologi di Natural History Museum, Inggris, mencoba menggambarkan proses kanibalisme.
Menurutnya, manusia masa lalu memakan daging sesamanya. Mereka juga mengekstrak sumsum tulang sekaligus membuat sayatan pada tulang.
Baca Juga: Misteri Kanibalisme, Bagaimana Bisa Manusia Makan Manusia?
Yang menarik, proses membuat sayatan dilakukan di tengah aktivitas menguliti dan menyayat daging.
"Mereka berhenti sejenak. Ukiran itu tampaknya merupakan bagian dari ritual yang mereka lakukan,” kata Bello. Setelah daging dikonsumsi, tulang belulang dibuang.
Individu yang jadi "korban" kanibalisme diduga justru orang yang terhormat. Sayatan pada tulang dilakukan untuk menyimpan kenangan.
"Bisa saja merupakan langkah mentransfer pengetahuan tentang almarhum," kata Bello seperti diberitakan Newsweek, Rabu.
Bello belum tahu pasti tujuan besar ritual yang dilakukan manusia masa itu. Tapi, ia meyakini ritual benar-benar ada, terbukti dengan adanya tengkorak yang diubah jadi alat minum.
Kini, sudah enam tengkorak diidentifikasi. Namun, hanya tiga yang berhasil direstorasi. Butuh lebih banyak bukti untuk mengonfirmasi tujuan ritual.
Bello berharap analisis DNA dapat menentukan keterkaitan diantara enam tengkorak kepala, termasuk hubungan dengan tulang yang punya sayatan.
Baca Juga: Tulang Belulang Ini Buktikan Adanya Kanibalisme pada Manusia Purba
Ke depan, Bello berencana membandingkan tulang berukir dengan temuan ritual kanibalistik lain di eropa pada era Paleolitikum
"Kami ingin tahu lebih banyak tentang apa kelompok ini," kata Bello. "Apakah mereka makan seseorang dari luar atau seseorang dari dalam kelompok? Apakah itu individu yang sama yang kita lihat mendapatkan perawatan khusus ini?"
James Cole, arkeolog dari Universitas Brighton, Inggris, yang mempelajari kanibalisme manusia awal dan penelitiannya tentang gizi rendah manusia purba, mengatakan bahwa perbandingan ke situs lain menjadi penting untuk mengetahui kejadian sesungguhnya.
"Studi baru ini menunjukkan bahwa tindakan konsumsi itu sendiri mungkin bersifat ritual. Itu adalah sesuatu yang belum pernah ditunjukkan dengan jelas sebelumnya untuk kaum Paleolitik, " katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.