KOMPAS.com - Depresi adalah kesedihan persisten yang mengganggu aktivitas dan kemampuan untuk melaksanakan peran di rumah, tempat kerja, masyarakat, atau sekolah.
Depresi meliputi perasaan sedih, "down" dan putus asa. Depresi dan efek sampingnya bisa memengaruhi baik pria maupun wanita.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi depresi pada pasien kanker. Obat yang umum diresepkan untuk pasien kanker pun dapat menjadi salah satu faktor risiko.
Ada banyak jenis obat yang memiliki efek samping depresi. Contohnya adalah: analgesik, antikonvulsan, antihistamin, agen anti-inflamasi, anti keganasan, agen kemoterapi, hormon, agen imunosupresif dan steroid.
Proses pengobatan yang panjang dan berat juga bisa meningkatkan potensi depresi pada pasien kanker. Banyak pasien kanker yang sedang menjalani sesi terapi kemoterapi, mengalami depresi atau ketidakstabilan emosi.
Tanda-tanda depresi
Jika Anda atau kerabat Anda mengalami lima atau lebih gejala berikut yang bertahan selama satu minggu atau lebih, besar kemungkinan itu adalah depresi:
- Suasana hati berubah-ubah.
- Penurunan minat dalam melakukan kegiatan yang biasa dilakukan bersama dengan keluarga dan teman-teman.
- Ketidakmampuan untuk menikmati hidup.
- Gelisah atau seperti mati rasa.
- Kelelahan yang mendalam dan kehilangan energi.
- Perubahan pola tidur (tidur sepanjang waktu atau insomnia).
- Perubahan nafsu makan (kehilangan atau pertambahan berat badan).
- Penurunan libido.