Sebelum redup
Merujuk Peter Delamare dari Institut Geofisika di Amerika Serikat, aurora borealis akan memasuki fase terendah dari siklus 11 tahun lintasan orbit matahari. Seperti dikutip situs web Clapway, aurora bakal meredup selewat 2016 dan diperkirakan baru muncul lagi pada 2024 atau 2026.
Kalaupun selewat 2016 masih ada pendaran terlihat di langit bagian utara Bumi, cahayanya redup dan tak secemerlang sebelumnya. Karena itu, jika punya waktu dan dana, tahun ini adalah waktu untuk menyaksikan aurora borealis sebelum meredup. Destinasi paling direkomendasikan untuk itu antara lain Alaska, Norwegia, Finlandia, Islandia, dan Skotlandia.
Namun, tak perlu khawatir juga bila jadwal kegiatan terlanjur padat atau wisata belum menjadi prioritas alokasi dana. Masih ada alternatif lain. Rekaman video, film dokumenter, dan foto aurora borealis sudah banyak bertebaran di beragam situs web, seperti milik lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat, NASA.
Meski demikian, untuk mendapati kualitas tayangan pendaran cahaya yang mendekati kondisi asli, pilihan peranti dan teknologinya merupakan penentu. Tak semua layar televisi apalagi komputer dan gadget punya teknologi yang bisa mereproduksi jutaan warna alami.
Menghadirkan keindahan fenomena alam seeksotis aurora borealis butuh layar yang bisa mereproduksi jutaan warna. Televisi Viera dari Panasonic, misalnya, yang punya teknologi hexa chroma drive.
Teknologi tersebut menggunakan enam warna dasar—merah, hijau, biru, cyan, magenta, dan kuning—untuk meracik tampilan warna senatural aslinya. Duduk manis di rumah pun, memakai teknologi semacam itu, kita tetap bisa menikmati eksotisme aurora borealis.